Senin, 22 Desember 2025

Duit Bus Sekolah Jadi Bunga?

- Rabu, 3 Oktober 2018 | 09:01 WIB

METROPOLITAN – Penga­daan bus sekolah menjadi sa­lah satu janji dari Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor dibawah kendali Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto, untuk menga­tasi kemacetan pada jam-jam sekolah. Namun, mendekati akhir tahun, rencana tersebut tak kunjung terealisasi dan te­rancam tidak terserap. Hal ini memancing reaksi anggota DPRD Kota Bogor.

Komisi IV DPRD Kota Bogor Atty Somadikarya mengatakan, pihaknya belum menerima laporan dari Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor, selaku pengguna anggaran penga­daan Bus Sekolah ini, terkait tahapan realisasi program yang mulai dicetuskan sejak dua tahun silam tersebut. ”Akan kami krocek, pengadaan untuk bus sekolah itu. Baru tahu ada anggaran segitu, Rp1,5 miliar,” katanya kepada awak media, kemarin.

Politisi PDI Perjuangan itu mewanti-wanti, jangan sampai program Bus Sekolah ini men­galami nasib yang sama dengan program bus lain, seperti Bus Uncal dan Bus Transpakuan, yang operasionalnya menga­lami banyak hambatan.

”Jadinya ini program tidak jelas alias program selera. Skema, tahapan rencana juga terkesan tidak beres,” ucapnya.

Pihaknya juga menginginkan pelaksanaan yang maksimal dari dinas terkait soal penga­daan Bus Sekolah ini. Apala­gi uang rakyat yang dialoka­sikan dari Anggaran Penda­patan Belanja Daerah (APBD) Kota Bogor tahun 2018 itu cukup besar. ”Jika sampai tidak terserap akan mejadi silpa, jadi rapor merah bagi Disdik untuk tahun ini,” tan­dasnya.

Menanggapi hal ini, Kepala Subbagian Umum dan Kepe­gawaian Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor Ayub Ca­hyono meyakini bahwa reali­sasi program Bus Sekolah tidak akan sampai melewati tahun dan tidak terserap.

Dia mengakui, keterlambatan realisasi program Bus Sekolah disebabkan hingga bulan lalu, belum ada rekanan yang se­suai dengan spesifikasi yang diinginkan. ”Target Desember sudah terealisasi dan akan di­luncurkan secara resmi di awal 2019,” katanya.

Ayub menjelaskan, penga­daan Bus Sekolah dilakukan melalui e-katalog, dengan ang­garan sekitar Rp1,5 miliar. Uang tersebut digunakan untuk membeli dua unit bus, pera­watan dan pengadaan pelaks­ana penunjang.

”Kedua bus tersebut akan terbagi menjadi dua jenis, ya­kni ukuran mikro dan standar, dengan kapasitas 30-60 penum­pang,” paparnya.

Untuk rute, kata Ayub, baru diwacanakan fokus di seputa­ran Sistem Satu Arah (SSA), melihat keterbatasan unit yang ada. Selain itu, pihaknya juga perlu berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bogor terkait surat-surat izin operasional bus.

”Bus akan dioperasikan se­cara masal di jam-jam sekolah, dan hanya boleh pelajar yang menggunakannya. Semua gra­tis, asalkan pas di jam sekolah dan pelajar berseragam,” tutup­nya. (ryn/b/yok)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X