Senin, 22 Desember 2025

Dewan Belum Lihat DED Jembatan Otista

- Rabu, 3 Oktober 2018 | 09:07 WIB

METROPOLITAN – Ren­cana perbaikan Jembatan Otto Iskandardinata (Otista), Kecamatan Bogor Tengah, yang tengah digarap Pemerin­tah Kota (Pemkot) Bogor bela­kangan jadi sorotan dan dikritisi berbagai pihak.

Ketua Komisi III DPRD Ko­ta Bogor, Sendhy Pratama, mengatakan, hingga kini pi­haknya belum mengetahui secara jelas soal rencana pe­lebaran dan perbaikan jem­batan tersebut. Termasuk soal Detail Engineering Design (DED) jembatan Otista. Se­hingga politisi Partai Hanura itu belum bisa menyimpulkan terkait mahal atau tidaknya anggaran yang sedang diaju­kan Pemkot Bogor ke Pemerin­tah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) tersebut.

“Kami belum melihat DED-nya seperti apa. Patokan ang­garan itu termasuk besar atau kecil kan tergantung peren­canaan DED-nya. Itu dulu saja, baru bisa dinilai mahal tidaknya,” terangnya.

Ia merasa setuju dengan wacana perbaikan Jembatan Otista. Sebab, konsekuensi dari kebijakan jalur Sistem Satu Arah (SSA) yang diterap­kan di sekeliling Kebun Raya Bogor (KRB) dan Istana Bogor harus diikuti dengan lebar jalan yang optimal. Salah sa­tunya dengan optimalisasi di lingkar SSA, yakni pelebaran dan perbaikan Jembatan Otista serta Jembatan Sempur.

“Tapi, Pemkot Bogor juga harus aktif dalam meminta bantuan, baik dari pemprov maupun pemerintah pusat. Harus komunikatif, selaras dengan perencanaan yang baik, dapat mempermudah percepatan pembangunan,” ujarnya.

Sebelumnya, rencana per­baikan dan pelebaran Jem­batan Otto Iskandardinata (Otista) di Kecamatan Bogor Tengah sedang digodok Pe­merintah Kota (Pemkot) Bo­gor. Jembatan yang ditengarai menjadi ‘biang keladi’ kema­cetan di sekitaran Tugu Kujang, baik dari Terminal Baranangsi­ang maupun mal Lippo Kebun Raya itu bakal direnovasi dengan anggaran Rp40 miliar. Anggaran tersebut kini tengah diajukan pemkot kepada Pe­merintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat.

Akan tetapi, jumlah yang fantastis ini menjadi sorotan banyak pihak. Di antaranya Ketua Forum Pemerhati Jasa Konstruksi dan Pembangunan (FPJKP) Kota Bogor Thoriq Nasution yang mengatakan bahwa anggaran yang tengah diajukan pemkot dianggap terlalu besar. Sebab, melihat konstruksi jembatan masih terhitung layak dan belum perlu diperbaiki dengan ang­garan besar.

“Angka itu terlalu besar. Ka­lau untuk solusi kemacetan karena ‘bottle neck’ di Jalan Otista, harusnya bukan pe­kerjaan pelebaran atau per­baikan jembatan. Cukup di­bangun trotoar di atas jem­batan,” katanya saat ditemui Metropolitan di Balai Kota Bogor, kemarin.

Menurut dia, trotoar yang ada sekarang di atas jembatan seharusnya bisa dimaksimal­kan menjadi badan jalan. Sehingga volume lebar jalan bisa bertambah dan menyesu­aikan badan jalan yang ada, sebelum dan setelah jembatan. “Lebarnya kan ada sekitar tiga meter. Jadi bisa diubah, trotoar yang ada, menjadi badan jalan. Seharusnya na­ma pekerjaannya bukan per­baikan jembatan, tapi peker­jaan trotoar,” paparnya. Untuk itu, sambung dia, anggaran yang ada bisa ditekan dan dialihkan pada proyek yang lebih dibutuhkan dengan se­gera.

“Terlalu besar dan mengada-ngada itu anggarannya. Se­cara konstruksi (jembatan, red) masih bagus. Harusnya cuma pekerjaan trotoar. Paling cuma setengahnya dari Rp40 miliar juga nggak sampai,” katanya. (ryn/b/yok/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X