METROPOLITAN - Pelayanan di rumah sakit tipe A milik pemerintah daerah di Kabupaten Bogor jauh dari kata layak. Hal ini terlihat dari antrean panjang pasien maupun keluarganya di meja registrasi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ciawi, kemarin.
Pemandangan yang mirip antrean sembako itu terlihat jelas sejak pukul 02:00 WIB dini hari. Suasana riuh mirip pasar induk pun sudah menjadi pemandangan di rumah sakit paling elite milik pemerintah daerah tersebut.
Seolah ingin menepis terkait menumpuknya masyarakat yang ingin berobat secara manual, manajemen rumah sakit pun buru-buru membuat pernyataan jika saat ini pihaknya telah meluncurkan sistem pendaftaran pasien berbasis online. Namun fakta di lapangan, sistem ini seolah tak berjalan mulus lantaran ratusan masyarakat selalu berbaris di loket pendaftaran.
Warga Desa Bendungan, Kecamatan Ciawi, Adi, mengeluhkan kurangnya pelayanan dari rumah sakit. Walaupun sudah menerapkan sistem berbasis online, banyak masyarakat yang mengeluhkan sistem tersebut sering error. “Antrean paling ramai itu Senin dan Jumat. Rata-rata warga antre dari dini hari,” ujar Adi, pasien yang ingin ke poli mata ini. Meski datang sejak pukul 03:00 WIB, ia mendapat nomor antrean 111. “Sistem online sering error. Kursi di ruang tunggu poliklinik pun kurang,” bebernya.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Direktur Pelayanan RSUD Ciawi, Achmad Zaenudin, membantah jika ada pasien yang tidak kebagian kursi saat mendaftar. Apalagi, masih banyak kursi kosong di ruang tunggu.
“Mereka itu sepertinya sengaja mencari duduk di tangga, karena sambil merapikan berkas. Padahal seharusnya sudah siap semua dari rumah masing-masing,” katanya.
Soal warga yang datang sejak pukul 02:00 WIB, sambung dia, sebetulnya sudah disosialisasikan jika loket dibuka pukul 07:00 WIB dan bisa online. ”Kalau banyak yang bilang sistem sering error, tapi banyak kok yang sukses,” pungkasnya.(mul/c/yok/py)