METROPOLITAN - Pada 2017 angka pengidap HIV/AIDS di Jawa Barat (Jabar) meningkat tiga kali lipat dari tahun sebelumnya. Mereka yang terjangkit rata-rata ibu rumah tangga muda alias mamah muda (mahmud), bukan lagi wanita pekerja seksual.
Ketua Sekretariat Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Jawa Barat, Iman Teja Rachmana, mengatakan, angka pengidap HIV/AIDS sebanyak 90 persen ada di kisaran usia 15-49 tahun, 30 persennya di usia 20-24 tahun, di mana hubungan seksual menjadi transmisi terbesar yang disusul jarum suntik narkoba. Bahkan, angka HIV pada kelompok mahmud tiga kali lebih banyak daripada angka HIV pada wanita pekerja seksual.
Pada 2017, angka HIV di Jawa Barat kurang lebih 5.800 orang, di mana 30 persen dari jumlah tersebut sekitar 1.600 -1.800 orangnya adalah pengidap HIV baru yang kisaran umurnya 20-24 tahun. “Sementara pada 2016 berjumlah 5.200 orang, 2015 ada 4.600an orang, 2014 sekitar 4.000-an orang.
Setiap tahun angkanya mengalami peningkatan dengan komposisi pelajar SMA dan mahasiswa. Tahun ini yang terbesar,” ujar Iman Teja Rachmana saat Roadshow Pemuda Milenial Aksi Semangat untuk Indonesia Kondusif yang mengusung tema ’Pencegahan terhadap HIV-AIDS, Narkoba, Kekerasan dan Radikalisme pada Remaja di gedung Kemuninggading, Balai Kota Bogor, kemarin.
Menurut Iman, fenomena ini merupakan kenyataan yang harus dipahami. Ia pun mengajak generasi milenial, mulai dari pelajar dan generasi muda lainnya, menjauhi perilaku negatif yang akan membawa kerugian bagi dirinya pribadi. Ia berpesan kepada semua peserta yang hadir tidak menjauhi orang yang mengidap HIV-AIDS maupun korban penyalahgunaan narkoba dan perilaku negatif lainnya. “Tapi jauhilah perilakunya, bukan orangnya. Rangkul mereka agar bisa bangkit dan tidak terjerumus lebih jauh,” pesannya.
Iman menambahkan, saat ini pengguna narkoba dan pelaku radikalisme rata-rata didominasi generasi muda. Bahkan, Iman merasa prihatin masih banyak anak SMA yang tidak paham apa itu orientasi seksual. “Ini menyeramkan. Perkembangan teknologi komunikasi memberi kemudahan akses. Salah satunya sosial media yang menjadi akses secara terbuka bebas,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Bogor, Iwan Suryawan, menambahkan, program ini merupakan kegiatan yang diamanatkan KPA Provinsi Jawa Barat bertujuan untuk menggerakkan, membangun, memotivasi pelajar, pemuda, remaja dan generasi milenial untuk menciptakan lingkungan kondusif khusus di Kota Bogor.
“Kegiatan ini merupakan upaya pemerintah agar generasi milenial memiliki sikap perilaku yang baik agar mereka terhindar dari bahaya penyalahgunaan narkoba, HIV AIDS, rdikalisme, kekerasan, bullying dan lainnya. Jangan sampai generasi milenial menjadi pelaku utama kasus-kasus tersebut,” tukasnya. (ads/c/yok/py)