METROPOLITAN - Cuaca ekstrem disertai bencana longsor hingga banjir mulai mengintai masyarakat Bumi Tegar Beriman. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Dramaga Bogor telah memprakirakan cuaca ekstrem tiga bulan ke depan, yakni Oktober, November dan Desember 2018.
Angin puting beliung disertai hujan es dan terjangan longsor terjadi di Kampung Babakan, RT 01/08, Desa Cibunian, Kecamatan Pamijahan, sekitar pukul 03:00 WIB dini hari. Hujan batu es disertai angin kencang hingga jutaan material kubik tanah pun menghancurkan rumah Boih (56).
Kasi Kedaruratan di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, Firdaus, mengatakan, longsor terjadi karena kontur tanah labil disertai hujan lebat semalaman di wilayah tersebut. “Selain rumah, sawah hingga kandang ayam di belakang rumah Boih juga hancur,” katanya saat ditemui Metropolitan di lokasi bencana, kemarin.
Menurut Firdaus, ada lima anggota keluarga Boih yang saat ini mengungsi di salah satu rumah kerabat terdekatnya. Ditanya soal daerah mana saja yang saat ini rawan longsor, Firdaus masih melakukan asismen. Ia hanya mengimbau masyarakat Kabupaten Bogor di daerah pegunungan maupun perbukitan selalu waspada saat hujan turun dengan intensitas tinggi tiga bulan ke depan.
Sekcam Pamijahan, Dedi, mengungkapkan, sebelumnya pada Minggu (14/10) telah terjadi angin puting beliung di Desa Cimayang. Beruntung, tidak ada korban jiwa. Untuk itu, ia meminta masyarakat di wilayah rawan longsor selalu waspada.
“Buat masyarakat di Desa Cibunian dan Gunungsari, kalau hujan deras segera mengungsi ke tempat aman,” tuturnya. Dedi pun menginstruksikan kepala desa (kades) yang wilayahnya terkena bencana segera mendata kerusakan apa saja yang diderita masyarakat.
Terpisah, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik pada BPBD Kabupaten Bogor, Sumardi, langsung memerintahkan jajarannya untuk terjun ke lapangan. ”Anggota kami sedang melakukan evakuasi di lokasi untuk penanganan lebih lanjut,” katanya singkat.
Sebelumnya, Kasi Data dan Informasi BMKG Klimatologi Dramaga Bogor, Hadi Saputra, mengatakan, pada cuaca ekstrem itu wilayah Bogor berpotensi terjadi puting-beliung disertai hujan es. ”Prediksi cuaca ekstrem itu akhir Oktober. Cuaca itu berpotensi angin puting-beliung disertai hujan es. Nanti kami akan berikan peringatan dini,” ujarnya.
Hadi juga mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap perubahan cuaca tersebut. Puncak musim hujan sesuai hasil perhitungan akan jatuh pada Januari hingga Febuari 2019. “Cuaca ekstrem itu dipicu awan Cumolo Nimbus, sehingga bisa menyebabkan hujan ekstrem, angin puting beliung dan hujan es,” katanya.
Beberapa wilayah yang pernah diterjang hujan es, yakni Leuwiliang, Parungpanjang dan Cileungsi. Hampir di semua wilayah, potensi hujan es bakal terjadi. “Di semua wilayah Bogor punya potensi yang sama,” tuturnya.
Hal senada diungkapkan Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiap-siagaan BPBD Kabupaten Bogor, Dede Armansyah. Menurut dia, ada 21 kecamatan di Tegar Beriman yang tersebar di bagian barat, selatan dan timur yang rawan longsor.
”Kalau di barat yakni Jasinga, Cigudeg, Nanggung, Leuwiliang, Leuwisadeng, Pamijahan dan Tenjolaya. Lalu di selatan meliputi Tamansari, Ciomas, Cijeruk, Cigombong, Caringin, Megamendung dan Cisarua. Timur meliputi Jonggol, Sukamakmur dan Tanjungsari,” paparnya.
Dede menambahkan, ada tiga faktor penyebab terjadinya longsor. Pertama, geologi, morfologi dan tata guna lahan ditambah faktor pemicu yakni hujan. Daerah bebatuan yang mengandung lempung saat hujan biasanya menyebabkan jalanan licin dan mudah tergelincir. “Faktor morfologi adalah bentuk permukaan wilayahnya lereng. Ketiga adalah tata guna lahan yang tidak sesuai keharusan,’’ katanya.
Untuk tata guna lahan, Dede mengaku belum mendapatkan dukungan penuh dari Pemkab Bogor. Sebab, sampai saat ini sangat banyak bangunan komersil berdiri di lahan yang tidak semestinya. “Jadi, saat ini prabencana atau pencegahan yang terus kita dorong. Sebab, ini merupakan langkah untuk meminimalisasi terjadinya bencana,” tuturnya.