Senin, 22 Desember 2025

Pemkot Dinilai Abaikan Psikis Anak

- Sabtu, 20 Oktober 2018 | 08:19 WIB
FOTO:FADLI/METROPOLITAN
FOTO:FADLI/METROPOLITAN

METROPOLITAN – Anggota Komisi VIII DPR RI, Diah Pi­taloka, menyoroti penggerebekan bisnis prostitusi online yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor di Apartemen Bogor Valley, beberapa waktu lalu. Sebab, penggerebekan yang dilakukan Tim Investigasi Satpol PP Kota Bogor itu melibatkan PSK di bawah umur yang masih tergolong kategori anak.

Diah mengatakan, prostitusi online memang harus diberan­tas, mulai dari sistem hingga akarnya. Namun pemkot dini­lai tidak menyadari adanya keberadaan PSK di bawah umur saat penggerebekan muncul di berbagai media sosial dan me­dia massa.

“Ada framing anak di tengah itu. Harus diperhatikan bagai­mana kesadaran kita, harusnya gambarnya di-blur. Tapi wajah mereka beredar luas, apalagi di media sosial. Ini yang disayang­kan,” terang politisi Partai PDI Perjuangan itu di sela seminar ‘Perlindungan Anak Berhadapan Hukum dan Stigmatisasi’ di sa­lah satu restoran di kawasan Paledang, kemarin.

Diah menuturkan, hal itu men­jadi tekanan sendiri bagi anak. Dalam kasus prostitusi online ini, PSK di bawah umur itu bisa digolongkan sebagai korban dari pasal perdagangan manusia. Satu sisi, anak bisa sebagai pela­ku kejahatan sebagai efek dari media, internet atau relasi so­sial, sehingga ditiru dan masuk bisnis haram ini.

“Tapi jangan lupa, mereka bisa saja jadi korban, seperti prostitusi anak. Kan bisa jadi anak tidak sukarela masuk ke situ. Bisa jadi anak masuk itu karena lingkungan atau diculik. Ini tidak bisa dilihat krimina­lisasi anak atau anak yang ber­hadapan dengan hukum se­cara hitam putih. Apakah me­reka pelaku atau korban,” papar anggota dewan DPR RI dari Dapil III Jawa Barat (Kota Bogor-Kabupaten Cianjur) itu.

Untuk itu, sambung dia, pihak terkait seharusnya lebih kon­sentrasi terhadap penyelenggaraan bisnis prostitusi online tersebut. Bukan malah mengeks­pos keberadaan anak-anak di tengah penggerebekan tersebut. Bisa jadi, anak-anak ini perlu diselamatkan dalam ruang prostitusi tersebut.

“Sebetulnya siapa yang me­nyelenggarakan prostitusi? Itu yang harusnya diusut lebih jauh. Kok anak-anak bisa sampai ke situ. Penggerebekan itu jadi contoh, bagaimana Pemkot Bogor menyikapi dan menanga­ni persoalan anak berhadapan dengan hukum,” pungkasnya. (ryn/b/yok/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X