METROPOLITAN - Pembangunan Jalan Bojonggede-Kemang (Bomang) yang menelan anggaran Rp 45 miliar seperti mati suri. Sepanjang 8,7 km rencananya Jalan Bomang ini akan dibangun. Pembangunan jalan pun melintas 11 desa dari tiga kecamatan yakni, Kecamatan Kemang, Tajurhalang dan Bojonggede.
Kasi Ekbang Kecamatan Tajurhalang, Yoga membantah, bahwa pembangunan proyek Bomang yang sempat berhenti ini terkendala soal pembebasan lahan. Namun, memang tahun ini tidak dikerjakan, dan akan dilanjutkan pada tahun depan.
“Soal lahan sudah beres, tidak ada yang belum dibayar oleh Pemkab Bogor. Namun yang pasti proyek ini akan dilanjutkan pada 2019,” kata Yoga saat ditemui Metropolitan diruang kerjanya, kemarin.
Ia menjelaskan, soal diberikan izin operasional terhadap galian tanah yang melintas dijalan. Hal itu kewenangnya dari Dinas PUPR Kabupaten Bogor. “Utuk truk-truk yang diberikan izin, saya kurang begitu tahu,” bebernya.
Bantahan tersebut, tidak berbanding lurus dilokasi pembangunan ruas jalan bomang yang sempat terhenti, betonisasi yang sudah mengalami keretakan mencapai 50 meter. Nazar (60) salah satu tokoh masyarakat Desa Kalisuren, Kecamatan Tajurhalang mengaku, bingung dengan progres pembangunan ruas Jalan bomang. Sebab ruas jalan ini sudah lama dikerjakan Pemkab Bogor.
”Lihat saja proyek ini tidak dikerjakan lagi, bahkan saya nilai kajiannya yang kurang matang. Jika pemerintah tidak lagi membangun, saya akan tanam singkong, karena banyak lahan kosong disini,” kata Nazar.
Sementara itu, Kasubag Program PUPR Kabupaten Bogor Rameni menuturkan, terhentinya pengerjaan proyek ini akibat ada lahan yang diklaim warga dengan Villa Asia yang berada di Kecamatan Tajurhalang.
“Hingga saat ini sekitar 13 bidang tanah yang belum dibayar, namun akan dibayar pada anggaran perubahan,” kata Rameni.
Ia menambahkan, dari pembayaran terhadap warga, ada juga lahan milik Villa Asia. Lahan tersebut ada 1,5 hektar lebih yang harus dikonfirmasi ke warga dan pemiliknya.(mul/c/yok)