METROPOLITAN - Perilaku menyimpang Lelaki Seks dengan Lelaki (LSL) di Kota Bogor semakin memprihatinkan. Data di Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, hingga tahun ini tercatat ada 2.495 pria penyuka sesama jenis yang berkeliaran. Bahkan, ribuan gay itu sudah melakukan tes HIV/AIDS dan di antaranya ‘menyumbang’ peredaran virus mematikan ini.
Sedangkan menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bogor hingga 2016, jumlah laki-laki di Kota Bogor sebanyak 540.288 orang dari total penduduk 1.064.687 jiwa. Jika dihitung persentase jumlah tersebut, sebanyak 0,5 persen laki-laki di Bogor merupakan LSL alias gay.
Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) pada Dinkes Kota Bogor, Lindawati, menjelaskan, dari jumlah itu, 213 lelaki di antaranya positif HIV/AIDS. Data tersebut valid lantaran berdasarkan nama dan alamat pasti hasil survei dinkes.
“Artinya, perilaku menyimpang ini jadi pemicu peredaran dan penularan HIV/ AIDS. Walau penyebarannya tidak semudah itu, misalnya tidak berhubungan badan atau menggunakan alat konsumsi narkoba,” katanya kepada Metropolitan, kemarin.
Menurut dia, banyak beredar soal jumlah gay atau LSL yang ada di Kota Bogor, bahkan dengan jumlah fantastis. Namun hal itu harus dibuktikan dasarnya, walaupun semua pihak yang melakukan pendataan dituntut menjaga kerahasiaan identitas pelaku.
“Di media ini bilang berapa ribu, ya tidak masalah, selama ada dasarnya. Dinkes punya data itu, karena berdasarkan by name, by addres, mereka yang tes dan yang kami pantau. Kenapa? Agar kami bisa memantau juga angka HIV/AIDS, karena mereka salah satu penyumbangnya. Tentu data identitas mereka kami rahasiakan,” beber Linda, sapaan akrabnya.
Linda menuturkan, seseorang baru terlihat mengidap HIV/AIDS setelah sekitar 3 sampai 10 tahun pasca-terdampak, sehingga perlu pencegahan, penanganan dan pengobatan ekstra. “Makanya sebelum kegiatan, kami lakukan pemetaan di tahun sebelumnya.
Pada 2017 dari pemetaan yang kami lakukan, ada 1.072 LSL atau gay di Kota Bogor. Nah, setelah pekerjaan dilakukan, jumlahnya pun membengkak. Karena kami estimasi dulu, untuk menyiasati keperluan, mulai dari alat-alat, sosialisasi hingga penanganan,” bebernya. (ryn/ogi/d/yok/py)