Minggu, 21 Desember 2025

Akibat Proyek Bodong, SD Gunungsari Rawan Longsor Kepsek Bingung Soal Tindak Lanjutnya

- Kamis, 13 Desember 2018 | 10:21 WIB

METROPOLITAN Polemik soal proyek pembangunan Perumahan Harmoni di Desa Gunungsari, Keca­matan Citeureup yang diduga bodong terus berlanjut. Buntutnya, SDN 02 Gunungsari yang lokasinya bersebe­lahan dengan proyek tersebut, men­galami keretakan di lantai sekolah dan tanah longsor di belakang gedung.

Kepala SDN Gunungsari 02, Panji, membenarkan ada retakan dan longs­oran di belakang gedung sekolah. Namun, ia mengaku pasrah dan belum tahu kejelasan soal perbaikan sekolah yang kini rawan longsor itu. ”Kalau retak dan longsor di belakang sekolah, iya betul. Tapi, kami tidak tahu tindak la­njutnya seperti apa,” katanya.

Panji pun menyerahkan urusan ter­sebut ke kantor Desa Gunungsari se­bagai pemangku wilayah. Walaupun sebenarnya ia merasa miris dengan kondisi sekolah yang dipimpinnya itu. Secara tersirat, pria berkumis itu tak menampik adanya dugaan tanah long­sor dan retakan yang muncul di seko­lah tanpa pagar pembatas di sekeliling­nya itu disebabkan proyek Perumahan Harmoni. ”Silakan tanya Pak Lurah untuk jelasnya. Silakan juga melihat ke lokasi, tentu akan lebih jelas,” ujar­nya singkat.

Senada, Sekretaris Desa (Sekdes) Gunungsari, Dwi Darwanto, mengaku tak tahu-menahu soal masalah

tersebut.  “Nggak tahu. Lebih baik tanya ke Pak Lurah ya,” tuturnya.

Sebelumnya diberitakan, se­kilas tak ada yang aneh dengan kondisi SDN Gunungsari 02, Desa Gunungsari, Kecamatan Citeureup. Layaknya sekolah di pelosok, lembaga pendidikan ini tidak memiliki pagar pem­batas yang mengelilingi seko­lah. Terlihat seonggok papan nama sekolah bertengger di pintu masuk yang berada di tebingan.

Saat itu waktu menunjukkan pukul 13:00 WIB. Sekolah di Kampung Mumunggang, RT 04/02, Desa Gunungsari itu sepi dan tidak ada kegiatan belajar mengajar. Hanya ada dua anak perempuan, warga sekitar yang duduk-duduk di pojok teras kelas. Rupanya ke­giatan belajar sudah berakhir, karena hanya ada kelas pagi. Pekerja bangunan yang tengah renovasi gedung sekolah sedang beristirahat. Ditemani nasi bungkus dan kopi, mereka be­gitu menikmati.

Belakangan ini SDN Gunungs­ari 02 menjadi perbincangan hangat terkait polemik proyek pembangunan dengan Peru­mahan Harmoni tepat di sebe­lah sekolah. Bukan cuma sim­pang siur soal izin lokasi, baru proses pemerataan lahan saja sudah merusak bangunan se­kolah.

Patahan atau retakan di lan­tai sekolah pun muncul, se­hingga membahayakan siswa yang belajar di sekolah tersebut. Retakan tanah itu sekitar dela­pan meter panjangnya. Meng­ingat posisi gedung sekolah berada tepat di tebing lokasi proyek perumahan yang sudah selesai pemerataan alias cut and fill. “Itu (retakan, red) baru-baru lah adanya. Kami sih ng­gak tahu kenapa, tepat di tanah teras gedung yang baru jadi. Panjang ya,” kata pekerja Amir (45) yang tengah merenovasi gedung sekolah.

Munculnya patahan atau re­takan di tanah sekolah juga dibenarkan Kepala Desa (Kades) Gunungsari, Hendra Fermana. Melalui sambungan telepon, ia menjelaskan bahwa retakan muncul akibat proyek peruma­han yang persis bersebelahan dengan bangunan sekolah. Kontur wilayah berupa tebing­an dan kondisi alam yang tengah kering, dinilai bisa menjadi faktor munculnya retakan tanah.

“Jadi yang menjadi masalah itu bukan izin atau adminis­trasi proyek Perumahan Har­moni, tapi soal dampak yang ditimbulkan, yakni retakan pada tanah sekolah. Yang dik­hawatirkan mengancam seko­lah, anak-anak, guru, pada saat belajar mengajar,” ungkapnya.

Bahkan, polemik tersebut sudah sampai ke telinga wakil rakyat di DPRD Kabupaten Bogor. Menurut dia, beberapa waktu lalu anggota dewan mela­kukan inspeksi mendadak (si­dak) ke lokasi proyek. “Sudah ada juga dewan yang datang lihat lokasi,” terangnya.(ryn/d/yok/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X