METROPOLITAN - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor di bawah pimpinan Bupati dan Wakil Bupati, Ade Yasin-Iwan Setiawan, gencar melakukan aksi nongol babat (nobat) untuk menertibkan Pedagang Kaki Lima (PKL) dan bangunan liar (bangli) di beberapa titik Cibinong Raya yang dinilai melanggar Perda Ketertiban Umum. Tak tanggung-tanggung, tiga hari berturut-turut ratusan petugas Korps Penegak Perda itu turun ke jalan. Mulai dari sekitar Stadion Pakansari hingga Jalan Edy Yoso dan Jalan Tegar Beriman pada Senin (14/1). Lalu, razia PKL dan bangli di sempadan sungai Jalan Raya Bogor-Jakarta dekat Pasar Ciluar hingga Sentul. Terakhir, ratusan petugas Satpol PP kembali beraksi dengan menggaruk PKL dan bangli serta penertiban spanduk liar di Jalan Mayor Oking, Jalan Tegar Beriman hingga ujung Jalan Raya Jakarta-Bogor. Kepala Bidang Perundang-Undangan Satpol PP Kabupaten Bogor, Agus Ridho, mengatakan, ada sekitar 100 PKL dan puluhan spanduk ilegal alias tidak berizin ditertibkan petugas. Dia bersikeras razia ini akan terus dilakukan setiap hari sampai Cibinong Raya bersih dan tertib dari pelanggaran Perda Ketertiban Umum. ”Ya lanjut operasi nobat. Sekarang (kemarin, red) ada 100 personel yang menertibkan PKL dan spanduk liar tanpa izin. Seratusan PKL dan puluhan lah yang ditertibkan,” katanya kepada Metropolitan, kemarin. Ia merasa perlu untuk terus melakukan razia agar nobat tepat sasaran. Wilayah yang belum tersisir segera ditertibkan. ”Terus-menerus sampai Cibinong dan sekitarnya bersih dan tertib,” ujar Agus. Pada razia awal pekan lalu, tercatat hampir 400 PKL ditertibkan di sekitar Stadion Pakansari sampai Jalan Edy Yoso. Selang sehari kemudian, 125 PKL di Jalan Raya Bogor Ciluar hingga Sentul dibabat Satpol PP. Jika ditotal, lebih dari 500 PKL ditertibkan Satpol PP dalam waktu tiga hari saja. Namun kegiatan itu bukan tanpa cacat. Terbukti saat Metropolitan kembali melewati wilayah Jalan Raya Bogor dekat Pasar Ciluar pada siang menjelang sore hari, PKL sepeda dan makanan rupanya masih ngeyel dan kembali ’nongol’ di pinggir jalan yang bersebelahan langsung dengan sungai. Tak ayal, ini menjadi Pekerjaan Rumah (PR) yang mesti diselesaikan. Tak hanya bersifat seremonial dan waktu tertentu saja. Agus mengaku akan memperbaiki skema razia dengan menambah atau mengubah jam patroli. ”Ya nanti kita ada patroli (siang menuju sore),” tuntasnya. (ryn/c/yok/py)