METROPOLITAN – Teknologi informasi semakin hari semakin canggih, sehingga memberi perubahan terhadap konsumsi media komunikasi. Di antaranya pergeseran dari media cetak ke media online.
Program Studi Sains Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Djuanda (Unida) pun berupaya agar para mahasiswa melek terhadap perubahan zaman itu, dengan mengadakan pelatihan penulisan berita, bertema ‘Good Feature for Better Future’ di Gedung D Universitas Djuanda, belum lama ini. Tidak hanya mendapatkan paparan materi dari narasumber soal penulisan berita, sebanyak 79 peserta yang hadir pun mendapatkan sesi tayangan video jurnalis dan pelatihan menulis berita secara langsung. Tak ayal, para peserta pun sangat antusias mengikuti pelatihan itu. Wakil Dekan III Bagian Kemahasiswaan, Muhammad YGG Seran mengatakan, selama satu dasawarsa terakhir, perkembangan pesat teknologi informasi berdampak pada perubahan media komunikasi. Diantaranya pergeseran penulisan dan publikasi berita dari media cetak menjadi media online. Meskipun, sambung dia, pada dasarnya menulis berita pada media apapun, tetap mengacu pada prinsi 5W (What, Where, Why, Who, When) dan 1H (How). Serta memiliki 11 nilai berita dan pola piramida terbalik. “Yang harus diperhatikan, ada keunikan dan perbedaan menulis berita di media online. Pada mahasiswa harus cermat menyikapi itu,” katanya kepada awak media. Sementara itu, Koordinator Desk Hukum Liputan 6.com, Rita Ayuningtyas, yang hadir sebagai narasumber menuturkan, terdapat pergeseran konsumsi pada media online, yang mempengaruhi penulisan berita. Dari catatannya, pada 2017 saja tingkat pembelian koran secara personal sebesar 20 persen. Jauh dibawah tahun 2013 yang mencapai 28 persen. “Ada keunikan dalam berita media online. Beberapa keunikan di antaranya murah, unik, sangat dinamis, cepat, dan ringan. Wartawan media online melakukan laporan by phone atau app chat ketika dibutuhkan kecepatan maksimal dan urgen. Tidak hanya itu, jangan sungkan menjadi warung telpon (wartel) dan lihat sosial media (sosmed),” imbuhnya. Di tempat yang sama, Ketua Program Studi Sains Komunikasi FISIP Unida, Maria Fitriah mengapresiasi kegiatan pelatihan ini, karena dapat mengasah skill yang dimiliki para peserta. “Mereka dapat sharing ilmu, pengalaman dan berlatih menulis berita dari praktisi yang berkompeten,” tuntasnya. (ryn/b/yok)