METROPOLITAN – Penataan kawasan Sempur dan Pulogeulis yang akan dikerjakan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor dinilai sebagai salah satu langkah menekan angka pemukiman kumuh di Kota Hujan.
Wali Kota Bogor, Bima Arya,kawasan itu secara garis besar memiliki tiga tujuan. Di antamengatakan, penataan kedua ranya meningkatkan kualitas hidup warga, antisipasi terjadinya bencana hingga menciptakan kawasan wisata yang terintegrasi. “Semua ini bukan soal mempercantik Kota Bogor semata, tapi demi masyarakat Kota Bogor,” katanya. Dalam pelaksanaannya, proyek yang meliputi Pulogeulis, Sempur, Lebakpilar hingga sejumlah kawasan yang dilintasi Sungai Ciliwung merupakan program jangka panjang pemkot dalam kurun waktu 10 hingga 15 tahun. “Pemkot Bogor nantinya akan membangun sejumlah MCK, septic tank, pengelolaan sampah hingga fasilitas umum lainnya di kawasan itu. Makanya semua perlu kita matangkan dan koordinasikan dulu,” bebernya. Meski merupakan program jangka panjang, Bima Arya menargetkan lima tahun pertama pembangunan tersebut harus terlihat perkembangannya. Ia akan memantau langsung proyek yang menghabiskan dana Rp5,5 miliar itu. “Pengerjaannya kita bagi bertahap. Tahap pertama memakan anggaran Rp5,5 miliar dari pusat. Sedangkan tahap selanjutnya satu juta dolar,” paparnya. Sementara itu, Sekretaris Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperumkim) Kota Bogor, Lorina Darmastuti, menjelaskan, selain mengentaskan kawasan kumuh, revitalisasi ini bertujuan untuk mendongkrak kesejahteraan masyarakat. Salah satu indikator kawasan kumuh adalah dengan membuang kotoran atau limbah rumah tangga ke aliran sungai. Maka dari itu, program ini akan bersinergi dengan naturalisasi Sungai Ciliwung. “Kita juga akan memperbaiki sejumlah fasilitas kampung, seperti drainase, jalan kampung hingga fasilitas penunjang lain untuk masyarakat,” jelasnya. Pemilihan kawasan Sempur dan Pulogeulis sendiri tak lepas dari lokasinya yang strategis. Berada di pusat kota, dekat dengan Kebun Raya Bogor, melintasi Istana Kepresidenan, adalah sejumlah alasan dipilihnya kedua lokasi. “Ini semua demi mewujudkan langkah kami dalam menata pusat kota agar memiliki kualitas sungai yang bagus, adanya pengelolaan air limbah, sampah hingga sejumlah program pendukung lainnya,” tutupnya. (ogi/c/yok/py)