METROPOLITAN – Pasca-pemagaran Blok F di Pasar Anyar beberapa waktu lalu, pengembang revitalisasi pasar yakni KSO PT Mayasari Bakti, Rudi Ferdian, mengatakan, proses pembangunan diperkirakan berlangsung akhir bulan ini. ”Alhamdulillah, pemagaran sudah selesai. Kami akan mulai pembangunan setelah dua hingga tiga minggu pascalebaran,” kata pria yang akrab disapa Rudi Bule itu.
Ia mengungkapkan, pasar rencananya memiliki daya rampung sekitar 800 kios untuk pedagang lama maupun calon penghuni baru. Tak bisa dimungkiri, setelah tiga tahun tertunda, revitalisasi gedung Blok F Pasar Kebonkembang di Jalan Dewi Sartika, Kota Bogor, akhirnya segera terealisasi. Ini merupakan buah dari kesepahaman antara pedagang dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor.
Ketua Paguyuban Pasar Blok F, Edi Junaedi, menuturkan, bakal berlangsungnya revitalisasi pasar berangkat dari kesepahaman antara Perusahaan Daerah Pasar Pakuan Jaya (PD PPJ) dengan pedagang. Ini yang membuat pedagang luluh dan menerima jika lapak lama miliknya disulap menjadi bangunan yang lebih baik. ”Permintaan membuka siteplan, ukuran kios 12 meter, pedagang lama juga bebas memilih tempat sesuai peruntukannya bakal dipenuhi PD PPJ. Ini yang kami inginkan sejak tiga tahun lalu,” ungkapnya.
Selain itu, permintaan Tempat Penampungan Sementara (TPS) di depan Jalan Dewi Sartika akhirnya bisa dipenuhi dengan ukuran lebih manusiawi dibandingkan TPS lama yang sudah ada di sisi antara Blok F dan Blok B. ”Ukurannya 2x2 meter, sesuai yang kami mau. Semoga titik temu ini terus terjaga. Jadi, tak ada yang merugikan pedagang. Tapi, prioritas tetap membangun gedung baru yang lebih layak,” katanya.
Sementara itu, Direktur Utama PD PPJ Kota Bogor, Muzakkir, mengatakan, sudah tak ada lagi penolakan dari pedagang lantaran ada kesepakatan yang terjalin di antara kedua pihak. Sehingga pengembang yang sudah ditetapkan sebagai pemenang bisa langsung masuk dan memulai pekerjaan yang diawali dengan pemagaran. ”Intinya sudah tak ada lagi gesekan, sudah sepakat dengan pedagang setelah Lebaran kita mulai pembongkaran dan revitalisasi,” ujarnya.
Muzakkir menjelaskan, penolakan yang selama ini terjadi lantaran kurangnya komunikasi. ”Manajemen baru bisa komunikasi dengan baik dengan kami,” ujarnya. Sekadar diketahui, pembangunan pasar di Blok F menelan anggaran sekitar Rp15-20 miliar.(ogi/c/yok/py)