Senin, 22 Desember 2025

Kuluwung Picu Wisatawan

- Sabtu, 22 Juni 2019 | 12:55 WIB

METROPOLITAN – Besarnya animo wisatawan saat pelaks­anaan budaya Adu Kuluwung di wilayah Bogor Timur se­perti Jonggol, Cariu, Tanjung­sari dan Sukamakmur, mem­buat Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) bakal memasukkan acara tersebut dalam agenda wisata Kabupa­ten Bogor.

“Saya mendengar budaya Adu Kuluwung khas Bogor Timur ini digemari wisatawan. Acara ini akan kami masukkan dalam agenda wisata Kabupaten Bo­gor,” ujar Kepala Disbudpar Kabupaten Bogor, Rahmad Sujana, kemarin.

Alumni Universitas Padjad­jaran ini menerangkan, untuk memasukkan budaya Adu Ku­luwung tersebut dalam agenda wisata, jajarannya akan men­gundang kepala desa, camat di Bogor Timur dan kepolisian. “Budaya Adu Kuluwung itu harus aman dan lebih menarik lagi, misalnya dipadukan dengan kesenian khas Bogor. Untuk tahap awal kami akan adakan Festival Adu Kuluwung yang akan diikuti beberapa daerah lainnya di tingkat Provinsi Jawa Barat,” terangnya.

Untuk memaksimalkan po­tensi pariwisata ini, ia bakal menggandeng belasan hingga puluhan desa wisata di Keca­matan Jonggol, Cariu, Tanjung­sari dan Sukamakmur. “Ke depan Festival Adu Kuluwung ini akan kami gelar di desa wi­sata. Kami ingin wisatawan tak hanya pergi pagi pulang sore, tapi juga menginap di guest house desa wisata setempat,” tuturnya.

Sementara itu, Camat Su­kamakmur, Zaenal Ashari, mengaku senang dengan ren­cana disbudpar yang akan memasukkan budaya Adu Ku­luwung dalam agenda wisata Kabupaten Bogor. Ia menya­takan festival yang sebelumnya dilakukan antarwarga Desa Sukamakmur dengan warga Desa Sukamulya itu berhasil menyedot wisatawan berkun­jung ke Bogor. “Ribuan wisa­tawan berkunjung ke Sukamak­mur, Kabupaten Bogor, saat Adu Kuluwung (akhir pekan lalu, red). Jadi sudah sewajarnya pemerintah daerah mendukung acara ini dan memasukkannya dalam agenda wisata Kabupa­ten Bogor,” katanya.

Peraih penghargaan Camat Terbaik se-Kabupaten Bogor 2019 itu melanjutkan, budaya atau Festival Adu Kuluwung bisa menjadi titik balik kejay­aan permainan tradisional.

“Di saat seperti sekarang, ter­nyata masyarakat atau wisatawan malah merindukan permainan tradisional seperti Adu Kuluwung. Dalam budaya kami, Adu Ku­luwung bukan hanya adu ke­kuatan, tapi juga ajang silatu­rahmi karena acara ini dilakukan usai Hari Raya Idul Fitri. Semo­ga ini menjadi awal titik balik kejayaan permainan tradisional,” lanjutnya.(ik/yok/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X