166 hari sudah Andriana Yubelia Noven Cahya Rizki (18) meninggal dunia. Pelajar di salah satu SMK di Kota Bogor itu meregang nyawa di gang kecil nan menanjak dan tak jauh dari kontrakannya. Ratusan anak tangga itu menjadi saksi bisu pembunuhan pelajar cantik yang akrab disapa Noven, yang ternyata terekam kamera CCTV.
PEMBUNUHAN tersebut diduga telah direncanakan dan terjadi Selasa sekitar pukul 15:55 WIB pada 8 Januari 2019. Pria berperawakan tinggi yang terekam CCTV itu diduga menjadi pelaku tunggal anak pertama dari dua bersaudara itu. Berbagai cara dan strategi sudah dilakukan aparat kepolisian. Bahkan, polisi telah menggandeng pasukan elite Amerika Serikat yakni Federal Bureau of Investigation (FBI) dengan mendatangkan 28 saksi untuk dimintai keterangan.
Hingga kini, Korps Bhayangkara Kota Hujan itu belum menemukan titik terang pelaku pembunuhan terhadap Noven. Remaja putri itu tewas mengenaskan dengan luka di dada sebelah kiri usai dibunuh pria misterius di Jalan Riau, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor, awal tahun lalu.
Kapolresta Bogor Kota, Kombespol Hendri Fiuser, mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polresta Bogor Kota untuk kembali menelusuri bukti rekaman Circuit Close Televison (CCTV) di lokasi kejadian yang telah dianalisis Tim FBI.
“Hasil koordinasi dengan FBI, mereka tak bisa memperbesar atau memperjelas gambar CCTV karena minimnya kualitas gambar,” ujar Hendri saat ditemui wartawan koran ini usai menghadiri kegiatan ‘Bogor Berlari untuk Indonesia Damai’ di area Car Free Day, kemarin.
Meski begitu, pihaknya akan mencoba kembali berkoordinasi dengan Tim Gabungan antara Polresta, Polda maupun Reskrim dan Mabes untuk mencari saksi-saksi. “Kepada masyarakat kemungkinan jika mengetahui ciri-ciri pelaku seperti apa, kami tak menutup kemungkinan menerima dan siap menampung informasi,” pintanya.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota, Kompol Agah Sonjaya, berkilah pengembangan dari kasus ini masih terus dilakukan, namun pihaknya mengakui kesulitan mengidentifikasi pelaku, meski telah disebar sketsa wajahnya. “Kita sudah tahu cara dia berbuat, berapa orang pelakunya, alat yang digunakan. Hanya orang ini siapa? Kita kan sudah terbuka di media sosial, foto video sudah kita sebar, tapi masyarakat tidak ada yang kenal,” pungkasnya. (cr1/c/yok/py)