Senin, 22 Desember 2025

Kemarau, Pemkot cuma Siapkan Satu Mobil Air

- Senin, 8 Juli 2019 | 13:16 WIB

METROPOLITAN - Fenomena kekeringan rupanya mulai menghantui banyak wilayah di Indonesia, termasuk Kota Bogor yang berbatasan dengan Ka­bupaten Bogor. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor bahkan menerjunkan mobil tangki untuk menyalur­kan bantuan air bersih ke­pada warga di Kelurahan Kedunghalang, Kecamatan Bogor Utara, akhir pekan lalu.

 Tak kurang dari 25 kepala keluarga di dua titik RW 13, Kelurahan Kedunghalang, mengalami kekeringan pada sumur mereka, sehingga kesulitan air dan mesti mengambil langsung ke Sungai Ciliwung.

”Sebetulnya itu perbatasan. Secara umum kota masih belum ada. Itu yang laporan juga orang kita, tapi di per­batasan sekali,” terang Ke­pala Pelaksana Badan Penang­gulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor, Juniarti Estiningsih. Berkaca pada pengalaman ta­hun lalu, ada be­berapa wilayah yang rawan kesulitan air bersih dan kekeringan. Yakni perbatasan di wilayah Kelurahan Bojong­kerta, Kecamatan Bogor Se­latan. ”Laporan itu warga yang masih mengandalkan air sumur setiap harinya untuk air bersih. Tahun 2018 di Bo­jongkerta. Kalau wilayah pu­sat kota mah susah teraliri PDAM, jadi cukup aman,” terangnya.­

Meskipun dihantui rawan kekeringan dan kesulitan air bersih, nyatanya Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melalui BPBD hanya punya satu ar­mada tangki air bersih dengan kapasitasi 5000 liter. Dengan luas wilayah 118,5 kilometer dan diisi 1,03 juta jiwa pen­duduk, bisa jadi belum meng­kaver sampai wilayah perba­tasan.

”Makanya kita koordinasi dengan PDAM dan Damkar untuk suplai hidrant, antisi­pasi kebakaran juga. Saat ini di kami yang stand by hanya 1 tangki air bersih dengan kapasistas lima ribu liter,” te­rang mantan Sekretaris Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bogor.

Terpisah, Kepala Pengawas Bendung Katulampa Andi Sudirman menuturkan, kon­disi Sungai Ciliwung kurang lebih masih sama dengan pertengan bulan lalu. Dima­na ketinggian air semakin surut dan masih dititik nol. Aliran air masuk ke saluran irigasi 35 sentimeter atau setara 2,8 meterkubik per detik. ”Awal Juni terus surut. Mulai kering sejak pertengahan Juni. Kalau belum hujan, ya bisa begini terus,” ujar Bah Andi.

Sementara itu, Direktur Utama (Dirut) PDAM Tirta Pakuan, Deni Surya Senjaya mengaku, telah mempersi­apkan berbagai langkah. Per­tama wilauan di luar jangkau­an, ada program Terminal Air dan Hidrant Umum (TAHU), yakni suplai tangki air per­manen dengan mobil. Kedua, menyegerakan pemasangan jaringan baru.

”Kondisi air kita masih nor­mal, baik Ciliwung atau Ci­sadane. Sekarang ada enam TAHU masing-masing 6000 meter kubik, bisa dikirim gra­tis,” papar Deni.

Ketua Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Kota Bogor itu menjelaskan, untuk daerah perbatasan yang belum ter­jangkau air bersih seringkali mengalami kekeringan. Se­perti di Bogor Utara. ”Jarak jauh memang jadi kendala pemasangan,” tuntas Deni. (ryn/c/yok/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X