Senin, 22 Desember 2025

5.000 Warga Jadi Bodong

- Jumat, 12 Juli 2019 | 12:44 WIB

Pencetakan Kartu Tanda Penduduk elektronik (KTP-el) seolah menjadi Pekerjaan Rumah (PR) yang tak pernah usai bagi Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor. Tak kurang dari 5.000-an pemohon KTP-el siap cetak, namun kartu identitas itu belum juga jadi lantaran kekosongan blanko sejak Juni 2019. Kini ribuan warga Kota Hujan diminta lebih bersabar lantaran kiriman blanko dari pemerintah pusat diperkirakan baru tersedia medio September.

Hal itu diungkapkan Ke­pala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukca­pil) Kota Bogor, Sujatmiko Baliarto. Ia beralasan, pemerin­tah pusat baru melakukan lelang pada bulan Juli hingga Agustus, sehingga paling ce­pat blanko untuk kartu iden­titas warga itu baru tersedia pada September. Pemkot Bogor sendiri diketahui mengajukan permintaan ki­riman blanko KTP-el seba­nyak 6.000 keping

“Juli-Agustus itu baru di­lelang, setelah itu selesai baru didistribusikan ke daerah-daerah. Persoalan ini kan kita nggak bisa apa-apa, karena pengadaannya dari (pemerintah) pusat, sifat kita menunggu. Kosongnya kan se-Indonesia ya,” katanya saat ditemui Metropolitan, kemarin.

Mantan Camat Bogor Sela­tan itu menambahkan, se­hingga pemerintah daerah mesti rela ‘panas kuping’ mendengar keluhan warga yang KTP-el nya belum ram­pung padahal sudah melaku­kan perekaman sejak lama. “Karena itu kan persoalannya di pusat, tugas kita yang be­ritahu masyarakat, menung­gu sampai ada blanko yang masih belum tersedia,” ucap­nya.

Apalagi, sejak kosong Juni lalu, tak kurang dari 5.000-an pemohon yang kartu identi­tasnya siap cetak alias bersta­tus Print Ready Record (PRR), karena sudah melewati taha­pan verifikasi dari pemerintah pusat. Alhasil, pekerjaan ter­sebut pun numpuk karena tidak ada KTP-el yang jadi.

“Ya bingung kalau nggak ada. Kita tunggu saja, mudah-mudahan lelangnya sesuai jadwal, jadi distribusi ke dae­rahnya juga nggak lama. Kita kan minta 6.000, mudah-mudahan di-acc semua,” pa­par Jatmiko.

Sebab, dari pengalaman sebelumnya, jumlah blanko yang disalurkan pemerintah pusat ke Pemkot Bogor, sela­lu lebih sedikit dari permin­taan. Sehingga belum cukup menutupi kebutuhan ideal. Kepala Seksi (Kasi) Sistem Informasi Administrasi Ke­pendudukan (SIAK) Disduk­capil Kota Bogor, Mugi Lasto­no mengakui, distribusi blanko untuk Kota Hujan selalu lebih kecil dari jumlah yang diminta. Dalam satu tahun, kata Mugi, idealnya Pemkot Bogor harus meny­ediakan tak kurang dari 10.000 blanko KTP-el. Tapi yang di­terima hanya dikisaran 20 persennya atau setara 2.000-an keping blanko.

“Kita ajukan segitu, yang diterima paling cuma 20 sam­pai 30 persen dari jumlah yang kita ajukan. Padahal, sistem di kami itu sudah bagus. Jadi­nya kan kalau seperti ini mah percuma,” tuntasnya. (ryn/c/yok)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X