METROPOLITAN - Meskipun pembongkaran beton coran Jalan Tol Bogor Outer Ring Road (BORR) yang ambruk pada Rabu (10/7) belum rampung, PT Marga Sarana Jabar (MSJ) memutuskan untuk kembali melanjutkan proyek Rp1,165 triliun itu. Satu segmen beton di median jalan yang kini dibongkar manual oleh tukang malah terlihat membahayakan pengendara di bawahnya yang kini sudah dua arah kembali.
General Affair PT Pembangunan Perumahan (PP), Suryo, mengklaim pekerjaan sudah dimulai kembali. Pembongkaran yang memakan tiga segmen, kini tinggal menyelesaikan satu segmen di tengah, sehingga tak perlu rekayasa kontra flow lalu lintas di bawahnya. “Sudah mulai pekerjaan,” ucapnya.
Ia seakan menyalahkan pertanyaan warga yang ingin lalu lintas kembali normal pasca ambruknya beton P109 di depan Perumahan Tamansari Persada itu. Padahal, seharusnya itu sudah menjadi tanggung jawab PT PP sebagai kontraktor yang ditunjuk PT MSJ sebagai pemilik proyek.
“Kemarin kita dikejar-kejar, kapan mau dibuka dua jalur. Giliran sudah dibuka dengan berbagai macam pertimbangan muncul pertanyaan,” ketusnya.
Namun, Suryo enggan menanggapi kemungkinan adanya investigasi dari pihak berwajib, seperti kepolisian, alih-alih hanya investigasi yang dilakukan Komite Keselamatan Konstruksi (K2) dari Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
“No komen itu,” singkatnya.
Persoalan tak sampai di situ. Pembongkaran beton coran yang tersisa kini masih jadi Pekerjaan Rumah (PR) PT Pembangunan Perumahan (PP) sebagai kontraktor dari pemilik proyek, PT Marga Sarana Jabar (MSJ).
Beton menganga di tengah jalan justru terlihat membahayakan pengendara karena jaraknya sangat dekat dengan jalur jalan di bawahnya. Belum lagi sisa bongkaran yang terlihat amburadul. Namun, PT MSJ keukeuh membuka kembali jalur normal dan melanjutkan pembangunan sembari menerapkan rekomendasi dari Komite Keselamatan Konstruksi (K2) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Hal itu juga disayangkan Ketua PK Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Tanahsareal, Rudi Zaenudin. Ia menyebut langkah PT MSJ kembali membuka jalur menjadi normal, setelah sebelumnya menerapkan kontraflow, bermaksud untuk mengurai kemacetan di jalan tersebut.
Namun ketika PT MSJ tidak memperhatikan aspek keselamatan jalan, salah satunya belum rampungnya pembongkaran reruntuhan. Ia juga melihat langsung kondisi coran yang membahayakan pengendara karena bersebelahan langsung.
”Itu harus selesai dulu oleh PT PP selaku kontraktor yang ditunjuk pemilik proyek. Bukan beri jalan kedua jalur, tapi membahayakan kendaraan. Jangan sampai kejadian dua kali, segera ini ditindak lanjut. Jujur, melihat itu sangat membahayakan pengendara,” ungkapnya.
Selain itu, sambung dia, kaitan runtuhnya beton coran pada Rabu kala itu yang diduga karena kelalaian kerja dan dugaan pengurangan spesifikasi oleh kontraktor harus ditindaklanjuti penyidik dan kepolisian.
”Apa dalam pekerjaan itu ada dugaan pengurangan spek oleh PT PP sampai bisa runtuh. Ini disayangkan apabila itu terjadi. Bisa saja tiap-tiap tiang itu ada pengurangan spek. Sesuai nggak dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB),” katanya.
Lewat dari target pembongkaran, jalur kedua arah kembali normal karena tinggal menyisakan satu dari total tiga segmen yang harus dibongkar. Sejak awal kejadian, PT MSJ mendesak PT PP untuk menyelesaikan pembongkaran Kamis (18/7).