Senin, 22 Desember 2025

KAMMI Ontrog Kantor Bima

- Selasa, 30 Juli 2019 | 09:56 WIB

METROPOLITAN – Pemerin­tah Kota (Pemkot) Bogor di­bawah komando Wali Kota-Wakil Wali Kota Bogor Bima Arya-Dedie Rachim tengah gencar dengan jargon ‘Bogor Berlari’, yang rupanya dikriti­si banyak pihak. Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Maha­siswa Muslim Indonesia) KAMMI mengontrog Balai Kota Bogor, kemarin (29/7) siang. Bahkan, para maha­siswa menyebut pemkot bu­kannya berlari, tapi ‘jongkok’.

“Ada enam skala prioritas dari pemerintahan ini, tapi masih jauh dari memuaskan. Katanya Bogor Berlari, ini mah ‘Bogor Jongkok’. Masalah trans­portasi dan kemacetan saja belum bisa teratasi. Kan nggak selesai dengan pembangunan belaka. Bukannya cepat, tapi jongkok dan nggak kemana-mana,” kata Ketua Umum KAMMI Universitas Ibn Khal­dun, Debi Firdaus kepada Met­ropolitan, kemarin.

Pihaknya juga mendesak agar enam skala prioritas yang dicanangkan bisa segera di­realisasikan. Mulai dari re­routing angkot hingga program konversi angkot menjadi bus, yang belum bisa dilaksanakan sehingga dicap ‘gagal’. Bahkan setelah satu periode menjabat. “Transportasi juga tak lepas dari kemacetan yang masih terjadi di beberapa titik. Se­lama lima tahun lalu, belum jalan,” ungkap Debi.

Ia mewanti-wanti, jangan sampai lima tahun kedepan, program itu hanya menjadi wacana belaka yang tidak kunjung terealisasi. Jika be­gitu, jargon ‘Bogor Berlari’ hanya sebatas tagline penci­traan saja. “Kita khawatir lah, lima tahun kedepan harus beres ini,” imbuhnya.

Selain itu, kata dia, persoa­lan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP-el) di Kota Bogor juga banyak persoalan. Mulai dari pelayanan hingga ketersediaan blanko yang menghambat proses admi­nistrasi kependudukan warga. Padahal, identitas itu meru­pakan hal penting dalam berbagai aktifitas.

“banyak yang mengaku su­lit bikin KTP-el. Mulai dari proses yang makan waktu, hingga keterbatasan blanko dan sarana lainnya. Ini problem Pemkot Bogor juga harus pu­nya solusi kalau mau ‘berlari’. Banyak teman juga yang ng­eluh sebegitu sulitnya bikin KTP dan identitas lainnya,” pungkas Debi. (ryn/c/yok

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X