Senin, 22 Desember 2025

Belajar Bareng Kelompok Peternak

- Rabu, 31 Juli 2019 | 10:16 WIB
BELAJAR: Mahasiswa Sains Komunikasi FISIP Unida saat KKL di Desa Tajurhalang, Kabupaten Bogor.
BELAJAR: Mahasiswa Sains Komunikasi FISIP Unida saat KKL di Desa Tajurhalang, Kabupaten Bogor.

METROPOLITAN - Selama satu minggu para mahasiswa Sains Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Djuanda terjun ke lapangan untuk be­lajar langsung meneliti dan memetakan masalah di Desa Tajurhalang, Kecamatan Ci­jeruk, akhir pekan lalu. Dian­taranya mengenal kelompok peternak di daerah itu yang cukup terkenal.

Kegiatan ini disebut berman­faat serta melatih para maha­siswa untuk bisa berinter­aksi dengan masyarakat luar. Salah satu Ketua Kelompok Ternak di Desa Tajurhalang, Ma’mur Komara mengung­kapkan kehadiran mahasiswa Unida, yang aktif, terbuka dan kooperatif memberikan man­faat bagi pengetahuan para peternak. “Kami bisa mem­berikan sarana publikasi un­tuk kami yang nantinya dike­tahui masyarakat luas baik organisasi kelompok ataupun olahan hasil ternak,” katanya kepada awak media.

Desa Tajurhalang memiliki potensi desa, baik berupa sumber daya alam maupun sumber daya ternak yang ha­rusnya mampu lebih di­kembangkan oleh pemerintah desa dan Pemerintah Kabu­paten Bogor. Pemandangan alam yang eksotis serta per­tanian yang subur, serta pe­ternakan yang menjamur di masyarakat merupakan sum­ber pendapatan desa.

Namun sayang sejumlah fasilitas pendukung serta fa­silitas penunjang masyarakat desa masih mengalami ken­dala. Sisi lain dana desa yang begitu besar belum mampu mengembangkan kapasitas masyarakat desa untuk dapat mengembangkan perekono­mian masyarakat dan masih terkendala pada modal, akses pasar, serta teknologi yang inovatif.

Pemkab menetapkan Desa Tajurhalang sebagai bagian dari desa agrowisata Kabu­paten Bogor, yang bisa me­narik pengunjung dan ber­wisata ke desa tersebut. Ang­gota KKL Fisip Unida, Tiara menuturkan, ada temuan hasil lapangan yang menunjuk­kan bahwa kesiapan pembangunan desa masih rendah. Baik kapasitas masy­arakat maupun infrastruktur yang belum terencana dengan baik. “Sebab itu, pemerintah hendaknya melibatkan ma­syarakat desa pemerintah setempat, pakar, serta pen­gusaha dalam membangun Desa Tajurhalang,” ungkapnya.

Selain itu, pengembangan masyarakat yang inovatif dan kreatif serta ramah ling­kungan hendaknya menjadi dasar pembangunan dengan menekankan kepada kapa­sitas kelembagaan yang ter­koordinasi satu dengan yang lainnya.

“Pemerintah desa hendaknya menganggarkan pembangunan desa tidak hanya dalam bentuk fisik namun juga perlu ditambah kepada peningkatan kualitas keterampilan peternak dan petani sehingga menghasil­kan nilai tambah,” tutup Tiara. (ryn/c/yok)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X