METROPOLITAN - Kemerdekaan bangsa Indonesia tak luput dari peran ulama dalam berjuang melawan penjajah. 74 tahun sudah kemerdekaan Indonesia dijadikan refleksi oleh Pengurus Cabang (PC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Bogor sebagai penerus generasi muda Nahdlatul Ulama (NU).
Ketua PC PMII Kota Bogor Muhammad Hamzah mengungkapkan, talk show Nusantara bertema ‘Persatuan dalam Perbedaan dengan Semangat Kemerdekaan’ ini berlangsung di Warung Gumbira, Kota Bogor.
“Acara ini untuk memperingati jasa ulama nusantara kemerdekaan,” katanya. Ia melanjutkan, PC PMII Kota Bogor mengundang kepala Kesbang Pol Kota Bogor Dadang Sugiarta Usman Azis dan Ketua PCNU Kota Bogor Ifan Haryanto.
Muhammad Hamzah juga mengungkapkan, bahwa kemerdekaan ialah hak segala bangsa dan individu didalamnya, maka tak ada lagi orang yang mempermasalahkan perbedaan asal masih mengakui pancasila dan NKRI.
Ditempat yang sama, Kepala Kesbangpol Dadang Sugiarta juga penyampaiannya, bahwa Pemkot akan berlari untuk menjadikan Kota Bogor sebagai kota paling toleran dan ramah HAM.
“Saya minta segenap masyarakat dan khususnya mahasiswa PMII, berkerjasama untuk menjaga persatuan dan kesatuan yang ada di Kota Bogor,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketika Hafiz selaku moderator menyinggung soal ijtima ulama, Ifan selaku Ketua PCNU Kota Bogor menyampaikan sejarah sejarah ulama nusantara.
“Ulama-ulama nusantara telah jauh hari seblum kemerdekaan ber ijtima’ bahwa Indonesia cocok memakai republik, ijtima itu di adakan sekitar 1873, dan pancasila dan NKRI juga hasil kesepakatan ulama, sehingga sudah jangan diperdebatkan lagi,” singkat Kang Ifan, sapaan akrabnya.
Di akhir talkshow salah satu pemateri Usman Azis berharap, PMII terus mengasah intelektualnya. “PMII sebagai titisan kyai NU dan ulama Nusantara harus menjadi gudang intelektual untuk meredam isu isu kebangsaan dan harus dibedakan yg mana yg benar benar ulama bukan mereka yg mengaku ngaku ulama,” harapnya. (ogi/b/yok)