Senin, 22 Desember 2025

Lestarikan Kaulinan Sunda

- Kamis, 29 Agustus 2019 | 10:20 WIB
TRADISI: Pemkot Bogor saat membuka Kaulinan Tradisional Jawa Barat Wakil Wali Kota Bogor untuk diperlombakan di ajang Lomba Kaulinan Urang Lembur di Lapangan Baseball GOR Pajajaran, kemarin.
TRADISI: Pemkot Bogor saat membuka Kaulinan Tradisional Jawa Barat Wakil Wali Kota Bogor untuk diperlombakan di ajang Lomba Kaulinan Urang Lembur di Lapangan Baseball GOR Pajajaran, kemarin.

METROPOLITAN - Sebelas kaulinan (permainan) tradi­sional Jawa Barat diperlom­bakan di ajang Lomba Kauli­nan Urang Lembur di La­pangan Baseball GOR Paja­jaran, kemarin. Sebanyak 150 peserta dari 30 SMP di Kota Bogor itu unjuk kebolehan jadi pemenang di ajang tahu­nan yang diselenggarakan Dinas Pariwisata Kebudayaan (Disparbud) Kota Bogor.

Kegiatan tersebut bertujuan untuk melestarikan kaulinan tradisional. Para peserta yang mewakili sekolahnya nampak antusias mengikuti pertan­dingan kaulinan yang hampir tergerus zaman.

”Nilai-nilai tradisional, ter­masuk kaulinan tradisional, harus terus dilestarikan. Apa­lagi, kaulinan tradisional se­karang jarang dimainkan anak-anak generasi muda,” ujar Kepala Disparbud, Shah­lan Rasyidi.

Shahlan mengatakan, hal paling utama dari ‘olimpiade’ ini untuk melestarikan nilai tradisi yang sarat makna. Se­bab, dari kaulinan tradisional ini peserta bisa memahami arti kebersamaan, menanam­kan etika sopan santun, belajar gotong-royong dan menam­bah silaturahmi. Mengingat sebelas kaulinan ini termasuk dalam pendidikan karakter anak-anak.

”Jadi, mereka bisa saling mengenal satu sama lain lewat lomba ini. Kami berharap makna-makna dari kaulinan ini bisa tertanam dalam diri anak-anak,” jelasnya.

Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Ade Sarip Hidayat, mengatakan, lomba seperti ini sangat diperlukan di tengah kondisi perkembangan teknologi yang semakin masif. Selain untuk melestarikan kaulinan urang lembur, dalam kaulinan ini banyak nilai yang bisa membentuk karakter generasi muda.­

”Semua permainan, mulai dari engrang jajangkungan, balok lompat, rorodaaan, ta­rumpah bakiak panjang, ba­bancakan, sorodot gaplok, gegerelengan, gangsing, gatrik, bedil jepret dan sumpit, semua itu permainan menyenangkan dan menambah persahabatan bagi peserta dibandingkan game di gawai,” imbuhnya.

Menurutnya, kaulinan tra­disional seperti ini benar-benar membuat anak-anak bisa saling membantu, mem­buat strategi, saling menghar­gai, mematuhi peraturan lomba dan menyenangkan. Sehingga ia memberikan perintah untuk melestarikan kaulinan tradisional tak hanya melalui lomba bagi siswa, tapi juga hingga Aparatur Si­pil Negara (ASN).

”Saya ingin nanti aparatur misalnya, lurah seperti itu bisa paham tentang kegiatan ini. Bila perlu mereka meny­elenggarakan lomba, seperti anak-anak sekarang untuk warganya,” pungkasnya. (ryn/b/yok/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X