METROPOLITAN - Kementerian PUPR bersama Bappenas dan Kementerian Kesehatan serta didukung WHO menyelenggarakan Workshop Finalisasi Kegiatan Implementasi Revisi Petunjuk Teknis Rencana Pengamanan Air Minum (Juknis RPAM). Acara ini berlangsung selama lima hari di Hotel Salak The Heritage dan kantor PDAM Tirta Pakuan.
Dengan melibatkan narasumber, baik pakar nasional maupun internasional, acara ini juga dihadiri tim RPAM, akademisi, asosiasi, serta beberapa perwakilan PDAM se-Indonesia. Manajer NRW dan Trandis, Dani Rakhmawan mengatakan, RPAM bertujuan untuk menjamin keamanan penyediaan air minum kepada konsumen, serta menciptakan pengelolaan dan pelayanan air minum yang menjamin aspek 4 K, yakni kualitas, kuantitas, kontinuitas dan keterjangkauan.
"Kegiatan ini diselenggarakan untuk menyosialisasikan bagaimana cara kita mengamankan pelayanan air minum dari hulu sampai air siap dikonsumsi pelanggan, " kata Dani.
Salah satu pakar dari Srilanka, Asoka Jayaratne, mengatakan, program RPAM sudah dilaksanakan di berbagai negara.
"RPAM sudah dilakukan di banyak negara, contohnya Australia, Inggris, Selandia Baru, selama 20 tahun. karena kami sadar hal ini amat penting, ” ujarnya.
Kegiatan workshop ini dibagi menjadi dua, yaitu pemberian materi secara teori dan kegiatan kunjungan langsung ke lapangan, seperti Ciherang Pondok, Instalasi Pengolahan Air Dekeng, Reservoir Pajajaran dan lokasi perbaikan kebocoran pipa di Jalan Papandayan. Asoka berharap seluruh PDAM yang menjadi partisipan dalam pelatihan RPAM ini bisa mengimplementasikan hasil program ini dalam waktu dekat.
“Saya berharap seluruh PDAM bisa melaksanakan RPAM dalam beberapa bulan ke depan, tidak ada artinya hanya duduk disini selama lima hari jika hasil pelatihannya tidak dipraktekkan, " tutupnya. (*/els/py)
