METROPOLITAN - Saling menunjang kinerja demi memajukan Kota Bogor, Perusahaan Umum Daerah (Perumda) BPR Bank Kota Bogor memberikan pelayanan perbankan ke berbagai instansi, termasuk Perusahaan Daerah Pasar Pakuan Jaya (PD PPJ). Hal itu diperkuat dengan kesepakakatan perjanjian kerjasama atau Memorandum of Understanding (MoU) diantara keduanya, di salah satu rumah makan di bilangan Jalan Pajajaran, Bogor Timur, pekan lalu.
Direktur Utama (Dirut) Perumda BPR Bank Kota Bogor, Ibrahim megatakan, kesepakatan ini bertujuan agar sinergitas antar Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kota Bogor terus meningkat seiring upaya saling mendukung, memajukan, membesarkan. “Kami ini sama-sama Perumda dan sama-sama memberikan kontribusi kepada pemerintah daerah dari sisi yang berbeda. Maka perlu adanya kerjasama. Mudah-mudahan kerjasama ini bisa berkembang dan saling membesarkan,” katanya kepada pewarta.
Ia menambahkan, beberapa poin yang dikerjasamakam dengan PD PPJ diantaranya soal pembiayaan dari sisi kredit, penyaluran kredit kepada karyawan dan pedagang. Apalagi PD PPJ tengah menerapkan kebijakan Cash Management System (CMS) di Pasar Sukasari dan bertekad bisa diterapkan kepada pedagang-pedagang di seluruh pasar se-kota Bogor
"Jadi iuran CMS itu nanti dipungut oleh kami, Masuk ke rekening PD PPJ yang ada di BPR Bank Kota Bogor," ujarnya.
Termasuk, sambung dia, bermitra dengan para pedagang di PD PPJ. Sehingga pedagang yang ingin membereskan usahanya, tidak perlu terjerat dengan pembiayaan lain seperti rentenir. "Sebetulnya kalau ini sudah jalan, cuma sekarang lebih dimaksimalkan dan diperluas," tukasnya.
Semetara itu, Direktur Utama (Dirut) PD PPJ, Muzakkir menuturkan, dengan penguatan komunikasi melalui perjanjian kerja sama ini, pihaknya merasa lebih mudah bekerja, apalagi keduanya sama-sama BUMD Kota Bogor. "Adanya MoU ini, poin pertama yang kami laksanakan yaknj CMS di Pasar Gunungbatu. Sambil kita penjajakan juga untuk pasar-pasar yang lain,” terangnya.
Selain hanya sebatas kerjasama kaitan CMS, sambung dia, masih banyak hal yang bisa di kerjasamakan. Menurutnya, hal yang menarik lainnya yakni Bank Kota Bogor core business-nya ada di sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) atau ada 'dibawah'. Sementara problem sektor 'dibawah' itu, banyak pedagang yang tidak 'bankable' atau akrab dengan bank.
“Berarti bankable itu harus kita yang membangun biar mereka menjadi bankable. Caranya, mereka menabung setiap hari. Jadi, segala pembayaran bisa lewat bank. Ini salah satu program CMS yang kita terapkan ke pedagang yang tujuan akhirnya buat pedagang itu sendiri. Kalau sudah bankable mereka tidak perlu lagi minjem ke rentenir. Kami ingin menerapkan program CMS untuk semua pasar yang kami kelola,” pungkas Muzakkir. (ryn/c/yok)