Senin, 22 Desember 2025

Jumlah Bangunan Melonjak

- Rabu, 6 November 2019 | 09:04 WIB

METROPOLITAN – Megaproyek Pemerintah Pusat dalam membangun rel ganda atau double track kereta Bogor-Sukabumi makin gencar di sisa tahun ini. Setelah melakukan perhitungan langsung dan verifikasi data bangunan rumah yang terdampak gusuran di Kecamatan Bogor Selatan, rupanya jumlahnya membengkak dari data awal sebelum verifikasi. Dari data awal berjumlah 1.654 bangunan rumah, menjadi 1.960 bidang bangunan terdampak

Hal itu diungkapkan Camat Bogor Selatan, Atep Budiman, bahwa ada lonjakan jumlah bangunan terdampak yang akan mendapatkan uang pengganti atau kerahiman dari Dirjen Perkeretaapian. Saat perhitungan pertama data awal sebelum dilakukan verfikasi, jumlah bangunan terdampak mencapai 1.654 bidang bangunan rumah dari tujuh kelurahan SeKecamatan Bogor Selatan.

“Nah setelah mereka (tim terpadu, red) melakukan verifikasi, ada peningkatan jumlah. Menjadi 1.960. Ada penambahan sekitar 306-an bangunan yang masuk hitungan dari tujuh kelurahan,” katanya saat ditemui Metropolitan di Balai Kota Bogor, kemarin.

Dari jumlah itu, sambung dia, terdiri atas 5.878 jiwa dari 1.557 Kepala Keluarga (KK). Data-data tersebut sudah dibawa ke Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk kemudian dikeluarkan penetapan oleh Gubernur Jawa Barat, yang direncanakan bakal keluar pada akhir November ini. “Data sudah diserahkan ke Pemprov Jabar. Nah sekarang tinggal menunggu penetapan dari gubernur Jabar. Sepertinya akhir November ini,” ujarnya.

Mantan camat Bogor Utara itu menambahkan, turunnya surat penetapan dari gubernur itu mencakup berapa orang yang mendapat kerahiman, berapa jumlahnya, hingga skema transfer pembayaran seperti apa. Setelah Surat Keputusan (SK) turun, nanti warga pun akan dikumpulkan kembali untuk sosialisasi dan tindak lanjut.

Selain itu, penetapan juga bakal memastikan salah satu keinginan warga dan Pemkot Bogor soal ‘kelonggaran’ waktu eksekusi alias menunda waktu eksekusi yang sedianya akan dilakukan akhir tahun ini.

“Setelah turun, nanti ada nama anu dapat berapa, lalu dikumpulkan lagi warganya. Jadi jumlah terdampak, berapa orang, nilai (uang kerahiman)-nya berapa, skema transfernya bagaimana, nanti setelah turun SK. Termasuk bisa tidaknya menunda eksekusi, untuk memberi waktu mencari rumah pengganti. Itu aspirasi warga dan kami,” papar Atep.

Untuk relokasi dan tempat tinggal sementara, sebagian warga sudah mulai mencari lahan masing-masing atau berkumpul dengan beberapa warga lainnya. Berbarengan dengan upaya Pemkot Bogor mencari lahan untuk dibuatkan rumah susun yang tak jauh dari lokasi eksisting. Hanya saja, kata Atep, hal itu mesti didorong kepada Pemkot Bogor soal kepastian relokasi seperti apa, kaitan lokasi dan luasannya untuk rusun.

“Itu paralel lah. Ada hal lain yang kita upayakan, namun aset kita kan terbatas, makanya agak susah cari lahan baru. Nah mereka mulai nyari-nyari sendiri, ada yang berkelompok,” tukasnya. (ryn/c/yok/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X