Senin, 22 Desember 2025

40%Pencaker di Dominasi Jebolan SMK

- Kamis, 12 Desember 2019 | 08:55 WIB
ILUSTRASI: Ratusan pencaker antre saat acara ‘Job Fair’ di Kabupaten Bogor.
ILUSTRASI: Ratusan pencaker antre saat acara ‘Job Fair’ di Kabupaten Bogor.

METROPOLITAN - Tingginya angka pencari kerja (Pencaker) di Kabupaten Bogor tentu menjadi catatan tersendiri bagi jajaran pemerintahan. Yang mencengangkan, dari berbagai kriterian jenjang pendidikan, lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mendominasi dunia pencaker di Bumi Tegar Beriman. Menyiapkan peserta didik agar dapat bekerja, baik secara mandiri atau mengisi lapangan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan industri, sesuai dengan bidang dan program keahlian yang diminati. Hingga membekali peserta didik untuk mampu berkompetisi, serta mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminati adalah sejumlah tujuan didirikannya SMK. Namun tujuan yang termaktub dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 pasal 15 tersebut, berbanding terbalik dengan fakta dan realita di lapangan. Berdasarkan data dari Dinas Ketenaga Kerjaan (Disnaker) Kabupaten Bogor, dari jumlah pencaker yang mencapai 10.977 pencaker, 40 persen diantaranya didominasi SMK. Sementara itu, Kepala Bidang Penempatan Dan Perluasan Lapangan Kerja di Disnaker Kabupaten Bogor, Joko Sumarno, membenarkan hal ini. Banyaknya lulusan SMK yang menyandang status sebagai Pencaker tak lain terjadi lantaran tidak seimbangnya jumlah lulusan dengan lapangan kerja yang ada. "Lulusan selalu bertambah, lowongan kerja segitu saja, bahkan kadang berkurang," katanya. Tak hanya itu, tingginya angka Pencaker dari kalangan SMK juga dipicu lantaran kurang selarasnya konsep dan kurikulum pendidikan, dengan kebutuhan industri dan lapangan pekerjaan. Seharusnya, keduanya berimbang agar lulusan SMK mampu menjawab kebutuhan lapangan pekerjaan. Khususnya sektor di sektor industri. "Terkadangkan tidak singkron, antara silabus pendidikan dan kebutuhan pasar tenaga kerja saat ini. Kebutuhan pasar industri tidak bisa terpenuhin oleh para lulusan SMK saat ini. Karena antara dunia pendidikan dan dunia industri tidak nyambung. Jadi satu dan lainnya tak sejalan," bebernya.(ogi/b/yok)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X