Senin, 22 Desember 2025

Bus Sekolah Masih Dibutuhkan Siswa

- Kamis, 23 Januari 2020 | 09:30 WIB
BUTUH LAGI: Bus pelajar saat beroperasi di seputaran Kota Bogor. Kota Bogor hingga kini baru memiliki dua bus pelajar.
BUTUH LAGI: Bus pelajar saat beroperasi di seputaran Kota Bogor. Kota Bogor hingga kini baru memiliki dua bus pelajar.

METROPOLITAN – Kehadiran bus sekolah di Kota Bogor sangat dinantikan. Sebab, dua unit bus sekolah yang mampu mengangkut sekitar 100 siswa pelajar SMP ini selalu penuh sesak. Dari dua bus yang mengaspal di Kota Bogor, terdapat lima trayek yang ditempuh secara bergantian setiap harinya. Untuk hari Senin, bus mengaspal dari Katulampa menuju Pangrango Plaza. Lalu di hari Selasa, bus mengambil trayek dari Salabenda menuju Dadali. Sedangkan untuk hari Rabu, bus beroperasi dari Ciawi menuju ke Juanda. Hari Kamis, bus memiliki trayek dari Ciparigi menuju ke Juanda dan terakhir di hari Jumat, bus beroperasi dari Semplak menuju ke Merdeka. “Untuk pengoperasionalannya sendiri, bus berangkat sejak pukul 06.00 WIB untuk keberangkatan dan kembali sekitar pukul 12.00 WIB,” ujar Kepala UPTD Terminal, Iwan Gunawan kepada Metropolitan, kemarin. Kehadiran bus sekolah sendiri merupakan program yang dicanangkan oleh Walikota Bogor Bima Arya untuk membantu para siswa yang tidak mampu. Maka dari itu, tidak semua siswa bisa menaiki bus sekolah, hanya anak-anak yang memiliki kartu spesial saja yang bisa menaiki bus tersebut. Iwan  mengakui, untuk melayani seluruh siswa yang tidak mampu saja pihaknya masih belum bisa. Apalagi untuk memenuhi pelayanan kepada para siswa SD, SMP dan SMA seperti yang ada di Jakarta. “Memang belum ada wacana penambahan, tapi saat ini kami masih mengkaji apakah penambahan itu perlu atau tidak. Karena kan banyak dampak yang akan terjadi kepada para angkutan umum jika kami menambahkan jumlah bus sekolah,” ujarnya. Terpisah, Anggota Komisi IV DPRD Kota Bogor, Saeful Bakhri menilai seharusnya niat pemkot dibarengi dengan bukti nyata. Program bus sekolah yang dulunya pengadaannya ada di Dinas Pendidikan seharusnya bisa ditambahkan lagi, untuk membantu para siswa yang tidak mampu. Berdasarkan kacamata politisi PPP ini, kehadiran bus sekolah seharusnya tidak berpengaruh kepada pendapatan para supir angkot. Sebab, supir angkot memiliki pangsa pasar yang lebih luas ketimbang kehadiran bus sekolah yang beroperasi hanya dua kali dalam sehari. “Ini kan kembali lagi ke itikad baik Pemkot. Kalau menambah bus uncal saja bisa, masa menambah bus sekolah tidak bisa. Ini kan untuk kebutuhan mendasar juga,” ujar Saeful. Selain dari segi transportasi, sisi keamanan dan keselamatan para siswa juga seharusnya menjadi prioritas bagi Pemkot Bogor. Ia mengambil contoh, dimana tindak kejahatan yang terjadi didalam angkutan perkotaan masih menjadi penyumbang tindakan kriminalitas di Kota Bogor. Ia juga mengaku tidak segan untuk mendorong dari segi anggaran, baik untuk pengadaan maupun pemeliharaan. “Intinya kalau untuk pelayanan masyarakat kami siap mendorong. Sekarang kembali lagi ke political will yang dipegang oleh Walikota Bogor,” tandasnya. (dil/c/yok)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X