METROPOLITAN – Meski proyek penataan alun-alun tahap I, Jalan Kayu Manis, Kelurahan Cirimekar, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, selesai, namun keterlambatan proyek tersebut tentu perlu jadi catatan. Pasalnya, pekerjaan yang menelan anggaran Rp 4,900 miliar tersebut, alami keterlambatan sebanyak empat hari. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Retno Misparini Rahayu, membenarkan, keterlambatan dalam proyek tersebut. Faktor cuaca, merupakan satu dari sekian banyak penyebab molornya pembangunan. Ia berkilah, dengan waktu 105 hari kalender kerja yang diberikan, dinilai terlalu singkat untuk menyelesaikan proyek tersebut. "Pengerjaan ini memang masa singkat hanya tiga bulanan. Terus ada pekerjaan yang memang outdoor banget, jadi diluar. Pembangunan gedung dan pembangunan alun-alun tentu beda. Kalau pembangunan gedung, cuaca seperti kemarin mungkin tidak terlalu pengaruh. Kalau ini kan pembangunannya outdoor. Dengan cuaca seperti ini tentu lumayan pengaruh juga," paparnya. Lantaran mengalami keterlambatan dari target yang sudah ditentukan, pihaknya mengaku sudah mengenakan sangsi kepada kontraktor atas keterlambatan empat hari itu. “Karena lewat dari waktu yang kita tentukan, jadi pekerja kena denda sekitar Rp18 juta dari hitungan keterlambatan empat hari ini,” bebernya. Disinggung soal penataan alun-alun tahap II, Retno mengaku tidak mengetahui secara pasti kapan, tahap selanjutnya bakal dikerjakan. “Tahap I ini hanya 30 persen dari total keseluruhan. Jadi pembangunan besarnya ada di tahap II nanti. Tahap I infrastruktur, tahap II fasilitas lainnya. Jadi tidak disekaligus, karena satu dan lain hal, baik waktu pengerjaan dan lain-lain, jadi kami membagi menjadi dua tahap," ucap Retno. Sementara itu, Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Bogor, Sastra Winara, meminta, agar pihak terkait untuk berhati-hati dalam melaksanakan setiap proyek pembangunan. Pasalnya, banyak sekali proyek pembangunan yang mengalami keterlambatan dari waktu yang sudah ditentukan. “Kami minta kepada pemerintah agar bijak dan berhati-hati. Jangan sampai setiap kali ada pembangunan berujung pada masalah atau keterlambatan pekerjaan. Semua harus diawasi dengan seksama. Jangan sampai ini (keterlambatan dalam proyek pembangunan,red) menjadi budaya yang kita biarkan begitu saja,” tutupnya. (ogi/c/yok)