METROPOLITAN - Pasca-longsornya tebingan pembatas gedung sekolah SDN Cikeas 02, Desa Cadasngampar, Kecamatan Sukaraja dengan saluran irigasi sungai cikeas, dua pekan lalu, kini kondisi Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) disana menimbulkan kekhawatiran dan rasa waswas warga sekolah.
Sebab, sejak terjadi longsor pada Jumat (7/2) lalu, belum ada tindakan darurat untuk menghindari longsor susulan.
Padahal kondisi tebingan dengan bangunan terdekat, yang diisi tiga kelas, ruang perpustakaan dan operator itu hanya berjarak sekitar satu meter.
"Setelah orang Disdik (Dinas Pendidikan, red) ke lokasi, kami diminta membuat surat kepada bupati untuk permohonan dibuatkan Turap Darurat. Hanya saja, jawabannya kita disuruh nunggu jawaban tujuh hari kerja, padahal ini darurat. Jarak longsoran dengan lingkungan sekolah cuma semeter," kata Kepala SDN Cikeas 02 Djaja Maksum kepada Metropolitan, kemarin.
Menurutnya, ada kemungkinan pembuatan Turap Darurat secara parsial oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) melalui Dana Alokasi Khusus (DAK).
Namun jumlahnya ia belum bisa memastikan.
Justru, kata dia, persoalan yang menghambat lainnya yakni status lahan salah satu sekolah di Kecamatan Sukaraja itu.
"Memang plang aset milik Pemda-nya saha belum ada. Cuma sudah diurus dan tinggal ke Badan Pertanahan Nasional (BPN) saja, karena sudah pernah diukur oleh BPKAD (Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah, red), karena sengketa itu," tukasnya.
Hanya saja, Djadja pun menyayangkan, jika pembangunan Turap Darurat mesti menyelesaikan proses alas hak lahan sekolah, ditengarai masih membutuhkan waktu lama.
Padahal, situasi dan kondisi sekolah pasca-longsor selalu membuat waswas warga sekolah saat kegiatan belajar.
"Apalagi ini masih sering hujan. Kalau menunggu persoalan lahan dulu, ya sama saja menunggu ada korban dulu atuh. Ya kita ingin disegerakan saja supaya anak-anak aman dan nggak khawatir lagi," imbuh Guru SDN Cikeas 02, Iyan Maulana.
Iyan menjelaskan dari riwayat yang ia baca, awalnya pada 1978, lahan dihibahkan oleh pemilik lahan bernama Mak Imu.
Setelah dihibahkan dan proses selesai, sekolah mulai dibangun pada 1982.
pihak sekolah pun sejak lama mengurus pengakuan lahan dari pemerintah.