METROPOLITAN – Pemerintah Kota (Pemkot) melalui Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) terus berupaya mencari dana segar untuk melancarkan wacana revitalisasi Kompleks GOR Pajajaran. Berdasarkan daftar usulan kegiatan Kota Bogor 2020, Pemkot Bogor mencoba mengajukan anggaran senilai Rp75 miliar kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat. Kepala Dispora Kota Bogor, Heri Karnadi, mengatakan, revitalisasi kompleks GOR Pajajaran yang termaktub dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bogor 2019–2024 tidak bisa sepenuhnya dibiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Bogor secara utuh lantaran anggaran yang terbatas. Saat ini pihaknya tengah melakukan komunikasi dengan berbagai pihak untuk menyiasati revitalisasi Kompleks GOR Pajajaran. ”Kita coba komunikasi dengan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat. Kita harus berpikir bagaimana mencari terobosan pembiayaan untuk merevitalisasi sejumlah fasilitas yang ada. Sebab, kalau semua biaya difokuskan pada APBD ya tidak mencukupi,” katanya. Heri tak menampik jika Pemkot Bogor juga meminta bantuan Pemprov Jawa Barat untuk membantu pembiayaan revitalisasi. Anggaran Rp75 miliar yang diajukan akan digunakan untuk mempercantik lapangan luar hingga meningkatkan sarana lainnya, seperti kolam renang, area panjat tebing, stadion hingga penunjang lain. “Keinginan Pak Wali itu menambah kapasitas penonton. Artinya, ada penambahan luasan dimensi. Jadi, kita harus hitung lagi, karena pastinya akan memakan lahan. Sebenarnya ini bukan revitalisasi, tapi rombak pembangunan. Kalau ditotal semua, mungkin kita butuh anggaran sekitar Rp1,7 triliun untuk mempercantik dan merevitalisasi GOR Pajajaran,” bebernya. Jika tidak memungkinkan, baik secara waktu dan anggaran, tambah dia, revitalisasi Kompleks GOR Pajajaran bakal dilakukan bertahap. Mengingat pada 2021 stadion utama GOR Pajajaran akan digunakan sebagai salah satu lokasi venue latihan saat Indonesia menyandang tuan rumah Piala Dunia 2021. “Kalau perombakan besar tidak memungkinkan, kita rapikan hal yang kecil-kecil dulu. Jadi, kita lakukan bertahap. Kan tidak bisa sekaligus kalau anggaran dan waktunya tidak cukup. Apalagi, nanti kita bakal menjadi salah satu lokasi venue latihan Piala Dunia. Ini harus kita pikirkan,” paparnya. Disinggung target pelaksanaan, Heri mengaku tak bisa memastikan kapan proses revitalisasi bakal dilakukan. “Belum tahu, karena kan kita cari anggarannya dulu. Mungkin 2020 akhir untuk revitalisasi yang kecil-kecil. Kalau kita paksakan takutnya bentrok dengan acara Piala Dunia. Nantikan kalau bentrok repot kita,” pungkasnya. (ogi/c/yok/py)