Senin, 22 Desember 2025

Pembebasan Lahan Otista Belum Temukan Titik Terang

- Rabu, 4 Maret 2020 | 09:24 WIB

METROPOLITAN - Pembebasan lahan Proyek Pelebaran Jalan Raya Otto Iskandardinata (Otista), masih belum temukan titik terang. Meski proyek pelebaran jalan tersebut terbilang lancar tanpa ada kendala berarti, namun hingga kini warga belum mendapatkan kejelasan soal besaran nominal pembebasan lahan yang bakal diterima. Ketua RW 01, Kampung Kebun Kelapa, Kelurahan Baranangsiang, Kecamatan Bogor Tengah, Ii Cahyadi, mengatakan, secara umum para pemilik lahan yang terdampak sama sekali tak merasa keberatan. Bahkan mereka bersedia jika memang lahan dan bangunannya terkena pembebasan. Meski begitu, warga sedikit berat hati lantaran pengajuan besaran dana ganti untung lahan jauh dari harapan dan angan warga. "Kalau enam bidang lahan warga yang terdampak setuju saja untuk dibebaskan. Tapi mereka agak tidak setuju kalau lahannya dibayar dengan harga yang murah," katanya. Dalam pertemuan antara warga dengan Pemerintah Kota Bogor beberapa waktu lalu di Kantor Kelurahan Baranangsiang, warga mengaku keberatan jika lahannya dibandrol Rp 1 hingga Rp 3 juta permeter. Mereka menilai harga tersebut tak cocok dengan harga pasaran lahan disana. Terlebih lokasi enam bidang lahan milik warga, berada di pusat kota. Tak hanya harga penawaran yang rendah, tidak meretanya besaran dana pembebasan, juga dinilai menjadi alasan keberatannya warga. "Jadi dari enam bidang lahan milik warga itu, dihargainya beda-beda. Ada yang Rp 1 juta permeter ada juga yang hampir Rp 3 juta permeter. Warga itu pengennya semua rata," ujarnya. Sementara itu, Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (DPUPR) Kota Bogor Chusnul Rozak membenarkan, jika sampai saat ini belum ada titik terang kaitan nominal kesepakatan harga lahan yang bakal dibayarkan kepada masyarakat. "Iyah memang belum ada kesepakatan dinpertemuan kemarin," singkatnya. Chusnul menjelaskan, rata-rata para pemilik lahan ingin harga lahannya di kisaran Rp 5 juta rupiah untuk setiap meternya. Namun pihaknya belum bisa berikan keputusan pasti kaitan ini, lantaran pertemuan kemarin bersama warga merupakan pertemuan perdana pembasan soal pembebasan di sana. Meski begitu, Chusnul tak akan sungkan untuk mengabulkan keinginan warga tersebut. "Pengennya warga di angka Rp 5 juta permeter, dipukul rata tidak dibeda-bedakan. Kalau inginnya permeter Rp 5 juta kita siap-siap saja, selama itu tidak melebihi hasil kajian dari tim appraisal pasti kita akan akomodir," tandasnya. (ogi/c/yok)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Terkini

X