Senin, 22 Desember 2025

Dewan Desak Pemkot segera Refocusing dan Relokasi Anggaran Penanganan Covid-19

- Rabu, 1 April 2020 | 11:52 WIB

METROPOLITAN - Ketua Fraksi PKB Dewan Perwaki­lan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bogor, Lusiana Nuris­siyadah, meminta Pemerin­tah Kota (Pemkot) Bogor sesegera mungkin melakukan relokasi dan refocusing ang­garan pemkot untuk perce­patan penanganan wabah Covid-19, dalam waktu dekat. Mengingat kondisi di Kota Bogor sudah melewati 14 hari penanganan. Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini menilai, langkah cepat relokasi dan refocusing (pemindahan) anggaran mutlak diperlukan untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan. Tak hanya untuk penanggulangan dari segi penanganan medis se­mata, seperti penyediaan Alat Pelindung Diri (APD), mas­ker dan cairan desinfektan, tapi juga untuk menstabilkan eko­nomi warga Kota Hujan yang terdampak Covid-19. ­ ”Relokasi dan refocusing anggaran ini untuk melaku­kan program Jaring Pengaman Sosial kepada masyarakat Kota Bogor yang terdampak, khususnya mereka yang ha­rus melakukan isolasi diri di rumah tanpa bisa beraktivi­tas dan mencari nafkah, se­perti Orang Dalam Peman­tauan (ODP), Pasien Dalam Pengawasan (PDP) hingga Pasien Positif Covid-19,” be­bernya. Wanita yang juga menjabat sebagai anggota Badan Ang­garan (Banggar) DPRD Kota Bogor itu menilai, sudah saatnya Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor memikirkan masyarakat yang terdampak wabah. Sebab, mereka tidak bisa mencari nafkah. ”Lalu nasib keluarga mereka ba­gaimana? Ini kan harus kita pikirkan. Jaring Pengaman Sosial harus bisa disalurkan, sehingga masyarakat bisa tenang tanpa memikirkan kebutuhan dapur,” ujarnya. Menurutnya, dampak langs­ung Covid-19, seperti ojek online dan pedagang kecil begitu terasa. ”Mereka hari ini bekerja baru bisa makan. Tapi karena ada seruan dari pemerintah untuk tinggal di rumah, jadi banyak warga yang kehilangan penghasilan­nya,” katanya. Jika wabah Covid-19 terus berlangsung hingga beberapa waktu ke depan, sambung dia, kewa­jiban pemerintah harus ha­dir dan memberikan ban­tuan kepada masyarakat terdampak. ”Khususnya mereka yang berstatus ODP, PDP dan positif Covid-19 dan warga yang rentan. Ini perlu jadi catatan kita ke depan,” tegasnya. Idealnya, menurut dia, Pem­kot Bogor bisa merelokasi dan refocusing anggaran sekitar Rp20 miliar untuk antisipasi penanganan wabah Covid-19 yang bisa diambil dari berbagai pos anggaran. Ia mengaku siap mendorong hal ini jika pemkot mau mela­kukan kajian dan merumus­kan anggaran sesuai kebu­tuhan dan peruntukan. ”Anggaran ini bukan hanya untuk penanggulangan dan penanganan semata. Kita juga harus siapkan cover ang­garan untuk dampak eko­nomi masyarakat, karena wabah ini. Jadi, kita harus siapkan segala kemungkinan terburuknya,” tuturnya. Untuk pos anggaran, tambah dia, pemkot bisa mengalo­kasikan dari dana Belanja Tidak Terduga (BTT) atau dari pos anggaran perjalanan dinas di setiap instansi dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Kota Bogor. Atau, Tim TAPD bisa mengkaji kembali dari anggaran yang sudah ada. Pos anggaran lain di mana yang tidak termasuk dalam prioritas dan bisa di­rumuskan bersama. Terpisah, Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim, men­gatakan, semua permasalahan yang ditimbulkan karena wabah Covid-19 seharusnya tidak semua dilimpahkan ke pemerintah. Warga harus gotong-royong dan saling membantu satu sama lainnya. ”Jangan semua dibebankan kepada pemerintah. Kita ha­rus bangun solidaritas an­tarwarga. Harus ada gotong-royong. Jadi, antara satu warga dengan warga lainnya harus saling membantu. Yang kaya membantu yang misk­in, yang punya membantu yang tidak punya. Itu tujuan Allah menurunkan Covid-19 di dunia ini,” bebernya saat telekonferensi akhir pekan kemarin. Sekadar diketahui, Pemkot Bogor menganggarkan Rp7,9 miliar untuk penanggulangan wabah Covid-19. Anggaran tersebut dilakukan pasca di­tetapkannya status Kejadian Luar Biasa (KLB) Kota Bogor atas mewabahnya Covid-19 di Kota Hujan. Perubahan anggaran sebesar Rp7,9 mi­liar yang semula sebesar Rp1 miliar itu diambil dari pos anggaran Belanja Tak Ter­duga (BTT). Mengingat status Kota Bogor saat itu sedang genting. Terlebih saat diu­mumkannya Wali Kota Bogor, Bima Arya, sebagai pasien positif corona perdana. (ogi/c/ yok/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X