METROPOLITAN - Sejauh ini penerapan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayah Kota Bogor dinilai belum maksimal. Hal tersebut diungkapkan Ketua DPD KNPI Kota Bogor, Bagus Maulana. ”Saya menilai tidak efektifnya PSBB ini terdiri dari berbagai faktor. Mulai dari masih terbebaninya masyarakat oleh kebutuhan untuk menyambung hidup sampai tidak adanya ketegasan dari pemerintah untuk menindak masyarakat yang tidak mau mematuhi aturan PSBB,” katanya. Jika merujuk pada kebutuhan masyarakat untuk bisa bertahan hidup di tengah pandemi virus corona tanpa adanya pendapatan, menurut Bagus, pemerintah seharusnya bisa bergerak cepat dan tepat dalam pendistribusian bantuan. ”Jika tidak mampu, gandeng lah sektor-sektor swasta yang ada,” jelasnya. Tak hanya itu, ia juga mengimbau para dermawan yang membagikan sembako kepada masyarakat yang membutuhkan seharusnya bisa berperan lebih baik dengan memaksimalkan fungsi RT dan RW. Sebab, saat ini di Kota Bogor sudah terjadi domino effect dari kehadiran dermawan yang membagikan sembako di pinggir jalan, yaitu semakin bertambahnya jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di jalanan Kota Bogor. ”Bersedekah dan menjadi dermawan itu penting untuk memperhatikan aspek efektivitas penyebarannya. Masih banyak RT dan RW yang kerepotan, karena kuota bantuan yang sedikit. Kalau bisa salurkan ke wilayah agar lebih tertib,” sarannya. Bagus juga menilai, belum maksimalnya PSBB di Kota Bogor bisa terlihat dari jumlah kendaraan yang masih berseliweran di jalanan. Ia menilai pemerintah seharusnya bisa mengambil langkah tegas untuk menekan volume kendaraan yang mengaspal dengan membatasi jam operasional SPBU. ”Kalau masih banyak yang keluyuran pakai kendaraan pribadi, tutup sajalah itu SPBU,” tuturnya. Untuk itu, Bagus berharap para pemuda di Kota Bogor bisa berperan lebih aktif dalam menyosialisasikan dan menyadarkan masyarakat akan pentingnya PSBB dan bahaya virus corona. Sebab, ia mengaku kesal jika mendapati adanya pemuda yang malah memilih pacaran dan berjalan-jalan di tengah pandemi corona. ”Kalau perlu di rotan seperti di India. Ini biar ada efek jera dan menunjukkan ketegasan dari pemerintah,” pungkasnya. (dil/b/rez/py)