Di balik keputusan diizinkannya transportasi kembali beroperasi di tengah pandemi Covid-19 menimbulkan perang dingin antara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dengan Pemerintah Daerah (Pemda). Sebab, keputusan tersebut dianggap mengacaukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang sedang diterapkan di sejumlah daerah penyangga ibu kota. Salah satunya Pemerintah Kota dan Kabupaten Bogor. BUPATI Bogor, Ade Yasin, mengungkapkan, keputusan tersebut justru bisa mengacaukan penerapan PSBB saat ini. Sebab, Pemkab Bogor saja masih kesulitan mendisiplinkan masyarakat. “Pemerintah pusat seharusnya melihat perkembangan di daerah, sudah landai atau belum, karena kan di angkutan kota virus lebih mudah menyebar,” katanya. Orang nomor satu di Kabupaten Bogor itu merasa pemerintah pusat tidak mendukung penuh penerapan PSBB di daerah. ”PSBB akan sia-sia jika tidak mendapat dukungan. Kami di wilayah sudah kerepotan dengan regulasi yang terus berubah. Kami minta pemerintah pusat mendukung apa yang sedang kami lakukan saat ini,” ujarnya. Hal senada diungkapkan Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim. Ia mengaku bingung dengan kebijakan menhub tersebut. ”Kemarin kan dilarang mudik, terus ada pembatasan-pembatasan, sekarang dibuka lagi. Terus terang kami bingung,” tuturnya. Dedie menjelaskan, menhub menyebutkan bahwa masyarakat yang boleh bepergian ke luar daerah hanya untuk penugasan pekerjaan, kegiatan bisnis dan logistik. Akan tetapi, pengecekannya tentu membutuhkan banyak tenaga. ”Apa kita mampu mengecek satu-satu orang yang mau bisnis, pulang kampung sama mau mudik? Artinya, kita harus punya kemampuan untuk mengecek satu per satu orang,” ungkapnya. ”Selain membutuhkan personel yang banyak, petugas juga harus 24 jam mengecek satu-satu orang bukan. Jadi ya, kami pokoknya terserah pemerintah pusat saja maunya gimana. Kami sudah berupaya, tapi kemudian kebijakannya berubah-ubah. Kami bingung maksudnya,” sambungnya. Dedie berharap pelaksanaan PSBB ini bisa dilakukan dengan maksimal. Akan tetapi, kebijakan pemerintah yang tidak konsisten tentu bisa memperlambat waktu berakhirnya pandemi ini. ”Kalau ini bisa dilakukan dengan konsisten, disiplin dan PSBB ini dipatuhi masyarakat, harapannya kan tadi cepat selesai. Tapi kalau memang kebijakannya tarik-ulur, ya kami belum tahu apakah waktunya bisa cepat atau malah selesai di akhir tahun,” ujarnya. Sebelumnya diberitakan, pemerintah bakal kembali memberikan izin operasi untuk berbagai moda transportasi untuk mengangkut penumpang ke luar daerah, setelah larangan operasi transportasi diberlakukan dalam mencegah mudik Lebaran. Menhub, Budi Karya Sumadi, mengatakan, ini bukan relaksasi ataupun kelonggaran, melainkan penjabaran Permen 25 Tahun 2020 soal pengaturan transportasi saat mudik Lebaran. ”Intinya adalah penjabaran, bukan relaksasi lo ya. Artinya dimungkinkan semua moda angkutan, baik udara, kereta api, laut, bus, untuk kembali beroperasi dengan catatan satu harus menaati protokol kesehatan,” kata Budi Karya dalam rapat kerja bersama Komisi V DPR, Rabu (6/5).(ps/dtk/rez/py)