Fenomena pengemis dadakan nampaknya bukan hanya terjadi di Kota Bogor. Baru-baru ini, gelagat mengharapkan belas kasihan dengan modus membawa karung lalu duduk di trotoar berhasil diungkap Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Bogor. Sedikitnya ada belasan pengemis dadakan yang diamankan. SEJAK sepekan terakhir, mereka terpantau menyerbu kawasan Cibinong, Kabupaten Bogor, jelang Idul Fitri 1441 Hijriah. ”Sementara tadi (kemarin, red) kita tertibkan enam orang dari Jalan Tegar Beriman. Kalau keseluruhan sudah puluhan yang diamankan,” terang Kepala Bidang Ketertiban Umum Satpol PP Kabupaten Bogor, Ruslan, kemarin. Mereka kemudian dibawa ke Mako Satpol PP untuk dibina dan diberi peringatan agar tidak kembali ke jalanan. Dari hasil pendataan terungkap bahwa mereka bukan pemulung. ”Mereka itu ngarep belas kasihan, dapat bantuan, sambil bawa karung, bawa gerobak, tapi sebenarnya mereka bukan pemulung,” ungkapnya. Ruslan menambahkan, pengemis dadakan ini berada di wilayah Leuwiliang, Cibungbulang, Ciomas, Cibinong serta Cileungsi. Mereka biasanya diam di pinggiran jalan dan lampu merah. ”Kita sudah minta Satpol PP di wilayah menindak mereka sesuai Perda Nomor 8 Tahun 2006 tentang Ketertiban Umum,” ujarnya. Sebelumnya diberitakan, pandemi virus corona nampaknya benar-benar membuat kehidupan masyarakat berantakan. Penghasilan yang berkurang, membuat warga Bogor terpaksa menjadi pengemis dadakan. Mereka sengaja berdiam diri di pinggir jalan menanti bantuan yang diberikan pengguna jalan. Pantauan Metropolitan, Jalan Pajajaran, Ahmad Yani dan sekitaran Merdeka menjadi titik episentrum berkumpulnya warga yang mengharapkan bantuan. Bahkan pada malam hari, mereka beristirahat di emperan toko sekitar Jalan Merdeka. Siang harinya, Jalan Pajajaran selalu menjadi titik dibagikannya sembako dan berkumpulnya para Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). ”Mau gimana lagi, kerjaan sekarang saya nggak punya. Sementara di rumah harus dikasih makan. Terpaksa saya keluar rumah menunggu ada yang ngasih bantuan,” terang warga Kebonkopi, Syamsudin (56). ”(bantuan pemerintah, red) Tapi sampai sekarang belum ada bantuan. Kita berharap pemerintah segera memberikan bantuan ke kita. Kalau gini terus, kita nggak tahu harus makan apa,” ujar kuli bangunan itu. Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bogor, Anggraeny Iswara, menjelaskan, fenomena pengemis dadakan belum terpantau. Meski begitu, penjangkauan di titik-titik rawan penumpukan PMKS terus digencarkan. ”Untuk jangkauan setiap hari kami lakukan, seperti di pintu tol exit Baranangsiang,” katanya. Selain itu, sambung Anggraeny, Dinas Sosial (Dinsos) juga memiliki rumah singgah yang digunakan untuk menampung para PMKS selama masa PSBB. Para PMKS di Kota Bogor akan terus diperhatikan. ”Ada baiknya kalau kegiatan sosial yang dilakukan para dermawan ini tidak mengundang banyak kerumunan, apalagi PMKS. Jadi, kalau bisa terpadu ke Dinsos. Itu lebih baik,” ujarnya.(tib/ryn/b/rez/py)