Penundaan ibadah haji tahun ini, tentu menjadi kabar buruk bagi mereka yang hendak beribadah ke tanah suci, Makkah. Bagaimana tidak, pelaksanaan rukun Islam yang dinanti umat muslim itu terpaksa harus ditunda, walau telah menunggu bertahun-tahun. Seperti dialami Rosma, warga Vila Mutiara, Kelurahan Mekarwangi, Kecamatan Tanahsareal yang tetap tegar, meski mimpinya harus ditunda. ROSMA sempat tak percaya kala mendengar peniadaan pemberangkatan ibadah haji tahun ini. Wanita berusia 91 tahun ini bakal menunaikan ibadah haji bersama putranya, Nasrijal (48), sebagai pendamping. Bahkan, untuk mewujudkan mimpinya, Rosma menggunakan jalur prioritas lantaran terbilang lanjut usia. ”Sejak dua tahun lalu saya sudah usahakan agar ibu bisa berangkat tahun ini. Karena sudah lanjut usia, ibu harusnya bisa berangkat tahun ini lewat jalur prioritas. Tapi karena kondisinya seperti ini, ya mau bagaimana lagi. Kita harus tunggu tahun depan,” katanya. Bahkan, Nasrijal masih tidak yakin dengan pengumuman Menteri Agama (Menag) itu. Ia menganggap belum ada keputusan resmi terkait hal tersebut. Hingga saat ini pun ia belum dapat informasi lebih lanjut dari instansi terkait. ”Saya masih belum yakin kalau pemberangkatan ibadah haji tahun ini ditunda. Saya juga belum mendapat informasi dari lembaga terkait. Tapi kalaupun ditunda ya mau bagaimana lagi,” ujarnya. Hingga kini, Nasrijal bercerita, ia bersama keluarga masih mencari tahu informasi tersebut. ”Kita usaha semaksimal mungkin melakukan apa pun, cari informasi. Tapi kalau tidak bisa berangkat mungkin itu yang terbaik. Jadi nggak mungkin kita protes dan sebagainya. Kita masyarakat biasa,” katanya. Seperti diberitakan, Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Seksi Pemberangkatan Haji dan Umrah (PHU), Kementerian Keagamaan (Kemenag) Kota Bogor, Deden Mahpudin, angkat suara soal keputusan Menteri Agama yang meniadakan pemberangkatan haji tahun ini. Kebijakan tersebut diambil karena pemerintah harus mengutamakan keselamatan jamaah di tengah pandemi Corona Virus Disease-19 (Covid-19) yang belum usai. Keputusan itu dinilai sudah melalui kajian mendalam, mengingat pandemi Covid-19 melanda hampir seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia dan Arab Saudi. Deden menjelaskan, pasca munculnya keputusan tersebut, setidaknya ada 950 calon jamaah haji Kota Bogor yang gagal menyempurnakan ibadah haji. ”Tapi setelah ada keputusan ini, ratusan jamaah haji yang sudah melunasi tadi tidak bisa berangkat. Artinya, ada penundaan pemberangkatan tahun ini. Untuk Kota Bogor ada 950 calon jamaah haji yang gagal berangkat tahun ini. Padahal, mereka sudah melunasi pembayarannya,” bebernya. Meski gagal berangkat tahun ini, Deden akan memastikan ratusan jamaah tersebut bakal diberangkatkan pada 2021. (ogi/c/mam/ py)