METROPOLITAN – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor saat ini tengah mengkaji wacana penerapan sistem asuransi bagi pengunjung hotel dan restoran di Kota Hujan. Langkah itu sebagai wujud tanggung jawab pengusaha kembali membuka usahanya di tengah wabah Covid-19. Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Ade Sarip Hidayat, menuturkan, saat ini pihaknya sedang mengkaji standar protokol kesehatan di hotel dan restoran beserta asuransinya. Ini untuk menjamin keselamatan pengunjung di tengah wabah virus corona. ”Jadi, setiap pengunjung hotel dan restoran yang datang, otomatis mereka sudah terdaftar dalam asuransi. Untuk mekanisme dan penerapannya ini sedang kita kaji,” katanya kepada awak media, akhir pekan kemarin. Wacana penerapan asuransi tersebut, sambung Ade Sarip, merupakan usulan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Bogor. Sebab, mereka termasuk dalam kelompok terdampak secara ekonomi di tengah pandemi Covid-19. ”Tentu kami sambut. Kami suka mereka masih berpikir selain ekonomi atau usaha, tapi juga berpikir tentang upaya pencegahan dan kesehatan pengunjung,” ujarnya. Atas hal ini, Pemkot Bogor coba memberlakukan stimulus agar sejumlah sektor pendapatan bisa memiliki pemasukan. ”Oleh karena itu, kami akan coba bikin stimulasi. Hotel itu dibuka, tapi tetap menjalani protokol kesehatan. Hotel dan restoran harus ada tanggung jawabnya. Seperti tadi dengan mendaftarkan asuransi. Jadi, pengunjung yang datang otomatis terdaftar asuransi,” bebernya. Bahkan, Pemkot Bogor juga menyiapkan sejumlah anggaran untuk membantu menstimulus perekonomian. ”Kita siapkan anggaran Rp50 miliar untuk membantu menstimulus pengusaha memulihkan kembali perekonomiannya,” jelasnya. Sementara itu, Ketua PHRI Kota Bogor, Yuno Abeta Lahay, menyatakan, pihaknya hanya melakukan antisipasi untuk tetap menegakkan protokol kesehatan dan aturan jaga jarak. Jangan sampai aturan tersebut diabaikan di kemudian hari demi meraup keuntungan. Yuno mencontohkan, kapasitas pengunjung bagi restoran telah diatur 50 persen dari total kapasitas. Namun lantaran ingin menambah pendapatan, kapasitasnya malah melebihi 50 persen. “Maka dari itu, saya mewanti-wanti kita harus komitmen. Nanti kalau wabah sudah menurun, diikuti peningkatan kapasitas bisnis, lain cerita. Jadi, saat ini kita harus betul-betul menerapkan protokol kesehatan penanganan Covid-19,” terangnya. Menurut Yuno, saat ini wacana pemberlakuan asuransi bagi pengunjung hotel dan restoran tengah dikaji pihaknya bersama instansi terkait lainnya. ”Sedang kita kaji. Rencananya kita bekerja sama dengan pihak asuransi. Untuk detailnya masih kita rumuskan,” ujarnya. Khusus restoran, Yuno telah meminta kepada pengusaha agar berinovasi dalam melayani pesanan take away. Dengan usulan asuransi itu, diharapkan pajak restoran mengalami peningkatan karena konsumen terjamin keamanannya. Berdasarkan data, sejak diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) proporsional, sudah sekitar 90 persen hotel dan restoran mulai beroperasi. ”Ada sekitar 90 persen yang mulai beroperasi dari 78 yang terdaftar di PHRI. Tapi tetap, mereka harus menerapkan protokol kesehatan secara ketat,” pungkasnya. (ogi/b/mam/py)