Senin, 22 Desember 2025

Bima Ultimatum PT KCI

- Rabu, 10 Juni 2020 | 10:05 WIB

METROPOLITAN – Sejak dibukanya sejumlah perkantoran dan industri di DKI Jakarta, Senin (8/6), berim­bas pada lon­jakan penum­pang di Stasiun Bogor. Bahkan, antrean panjang ter­jadi, mulai dari lobi tiket hingga lorong pintu masuk stasiun. VP Corporate Commu­nications PT Kereta Com­muter Indonesia (KCI), Anne Purba, menjelaskan, terhitung Senin (8/6), pi­haknya berhasil melayani 287 ribu penumpang, mulai pagi hingga malam hari. Jum­lah ini jauh melebihi rata-rata di masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yaitu 180 ribu hingga 200 ribu pengguna setiap harinya. ”Kenaikannya cukup tinggi dan ini imbas perkantoran,” katanya. PT KCI mengaku setuju usulan Pemkot Bogor agar Pemerintah DKI Jakarta memberlakukan sif jam kerja bagi para pegawai untuk men­gurangi kepadatan penum­pang. ”Pengaturan jam kerja ini sangat penting, terutama bagi mereka yang mengguna­kan transportasi publik pada masa PSBB transisi ini, ka­rena pembatasan dari segi jam operasional maupun kapasi­tas pengguna masih berlaku,” ujarnya. Antrean calon penumpang diprediksi masih akan terjadi di hari-hari berikutnya. KCI sendiri sudah menyiapkan sejumlah tahapan untuk me­nambah batasan kapasitas pengguna yang diizinkan dalam KRL jika volume pengguna terus meningkat. Penambahan kapasitas ini nantinya harus disertai dengan memperketat protokol dan alat pelindung, seperti masker, pelindung wa­jah, sarung tangan dan baju berlengan panjang. ”Kami mengajak masyarakat yang masih hendak meng­gunakan KRL berdisiplin mengikuti aturan yang ada, terutama mengenai jaga jarak dan pengaturan antrean dari petugas. PT KCI mengimbau pengguna KRL tidak memaksa­kan diri menggunakan KRL pada jam-jam sibuk, karena jam operasional mulai hari ini sudah diperpanjang hing­ga pukul 21:00 WIB dengan mengoperasikan 935 perja­lanan KRL setiap harinya,” bebernya. Sementara itu, Wali Kota Bogor, Bima Arya, kembali menyambangi Stasiun Bogor untuk memastikan tidak ada penumpukan penumpang. ”Kami melihat kondisi pagi ini lebih baik dari kemarin, karena mungkin karakter pe­numpangnya berbeda dari hari kemarin. Saya apresiasi pihak KCI sudah mengatur penumpang yang ada di sini khususnya dalam jaga jarak,” paparnya. Bima menuturkan, usulan soal pemberlakuan sif jam kerja untuk memecah jam sibuk direspons positif pihak terkait. ”Semalam kami mela­kukan video conference ber­sama Kementerian Perhu­bungan, Kementerian Perin­dustrian, kepala gugus tugas membahas soal ini agar lebih dimatangkan usulan pember­lakuan sif kerja ini,” tuturnya. Meski penumpukan penum­pang pada Selasa (9/6) tidak separah hari sebelumnya, Bima meminta KCI mesti te­tap mencari solusi dan mela­kukan evaluasi. Sebab, dalam beberapa waktu ke depan, perkantoran di Jakarta akan kembali beroperasi seperti sediakala. ”Tapi tetap saya kira harus ada pengaturan yang lebih rinci dan rapi lagi. Karena nantinya dalam beberapa waktu ke depan jumlah kan­tor yang beroperasi akan lebih banyak dan penumpang oto­matis akan bertambah. Kalau seperti ini tidak akan menam­pung dan akan terus seperti ini,” pintanya. Tak hanya itu, Bima juga memintaBadan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) menyediakan bus di stasiun dan titik lainnya. ”Pertama sif kerja, kedua penyediaan bus, ketiga kami juga mengusulkan ada penam­bahan petugas. Tidak hanya petugas pengamanan dari pihak PT KCI, tapi juga dari pemerintah daerah baik un­sur TNI ataupun polri. Ini kan baru 10 persen bertambah, apalagi nanti kalau kita kem­bali ke normal ini tentu sudah tidak akan muat. Jadi perlu adanya sistem baru, secara umum 3 orang tadi sudah disetujui dan disambut baik, tinggal dimatangkan di in­stansi terkait,” tutupnya. (ogi/b/mam/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X