METROPOLITAN – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor masih melarang ojek online (ojol) untuk beroperasi. Itu rupanya berdampak pada pemasukan driver ojol yang kian merosot tiga bulan terakhir. Bahkan, driver ojol ini bermigrasi ke DKI Jakarta untuk mengangkut penumpang. Salah seorang driver ojol, Wahyu Hidayat, mengatakan, pihaknya sudah mengetahui terkait larangan yang dikeluarkan Pemkot Bogor. Wahyu dan teman-temannya kini sudah tak beroperasi di Bogor. “Di Bogor cuma bisa bawa makanan dan itu bersaing dengan puluhan driver lain juga,” katanya. Wahyu berharap Pemkot Bogor dapat mengubah kebijakannya soal pelarangan tersebut. Sehingga ia bisa beroperasi di Kota Bogor seperti sebelumnya. “Iya pengennya narik di Bogor. Kalau Jakarta sebenarnya kejauhan, tapi ya terpaksa,” paparnya. Sementara itu, Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim, menegaskan, ojek online yang beroperasi di Kota Bogor sementara dilarang mengangkut penumpang selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi hingga awal Juli 2020. Meski pusat perbelanjaan mulai beroperasi, Pemkot Bogor menilai mengangkut penumpang memiliki risiko tinggi dalam penularan Covid-19. Peraturan tersebut diatur dalam Peraturan Wali Kota Bogor Nomor 44 Tahun 2020 tentang PSBB yang mengatur jaga jarak sosial dalam upaya percepatan penanganan Covid-19. “Bila ojol kembali mengangkut penumpang, maka tak ada lagi jaga jarak. Kita masih menegakkan aturan jaga jarak. Karena di Perwali 44 itu kan kita berlakukan sosial dan physical distancing,” kata Dedie. Meski begitu, sambung Dedie, pihaknya tetap akan mempertimbangkan dan membahas lebih lanjut bersama pihak terkait agar layanan transportasi ojek online bisa kembali mengangkut penumpang. Sementara dalam pembahasannya, Dedie menyebut, salah satu provider ojol telah menyampaikan kesiapan layanannya dalam mendukung pemerintah memutus mata rantai penularan virus corona di Kota Bogor. “Pertama, Gojek telah memiliki Posko Aman di lima wilayah yang tersebar di Kota dan Kabupaten Bogor. Di posko tersebut, setiap driver mendapat pelayanan kesehatan yang mengacu pada Protokol Covid-19, mulai dari pengecekan suhu, penyemprotan disinfektan hingga pemberian hand sanitizer,” katanya. Kedua, masih disampaikan Dedie, pihak Gojek juga sedang mempertimbangkan dalam menyediakan layanan hairnet pada helm untuk penumpang. Atau, penumpang diminta membawa helm sendiri. Selain itu, Dedie menyebut, Gojek sedang merancang inovasi untuk membuat dinding pembatas antara penumpang dengan driver. Sehingga penumpang merasa aman dan nyaman karena tidak langsung bersentuhan fisik. “Ada pembatasnya dalam bentuk akrilik. Ini nantinya bisa lebih memberikan keamanan dari sisi penumpang tidak langsung bersentuhan dengan tubuh driver,” pungkasnya. (mer/mam/py)