Senin, 22 Desember 2025

Anggaran Dipangkas, Pasar Cisarua Terancam Gagal Dibangun

- Jumat, 12 Juni 2020 | 08:53 WIB

METROPOLITAN – Penyebaran pandemi Covid-19 di Kabupaten Bogor sangat berdampak pada berbagai sektor. Mulai dari kegiatan pendidikan yang dibatasi hingga rencana pembangunan yang ikut terkena imbas. Tak terkecuali rencana revitalisasi Pasar Cisarua yang mendapat dana revitalisasi tahap dua pada tahun anggaran 2020 dari bantuan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat. Direktur Utama PD Pasar Tohaga, Haris Setiawan, mengatakan, Pasar Cisarua yang masuk program Pemprov Jawa Barat untuk pasar jua­ra dan mendapat bantuan anggaran revitalisasi ikut ter­dampak dengan adanya pan­demi Covid-19. Sebab, ang­garan yang sedianya untuk melanjutkan pembangunan digeser ke penanganan Co­vid-19. Tahun ini, Pemprov Jabar juga sudah mengaloka­sikan anggaran Rp25 miliar untuk melanjutkan pembangu­nan, namun kini hanya ter­sisa Rp6 miliar. ”Tahun ini awalnya ada per­luasan (bangunan, red) dari Banprov Jabar. Tapi karena Covid kelihatannya digeser. Anggaran yang tadinya Rp25 miliar menjadi Rp6 miliar,” katanya kepada pewarta. Al­hasil, pembangunan tidak akan berjalan full sesuai perenca­naan awal lantaran anggaran yang terkena pangkas. Awal­nya, revitalisasi tahap kedua ini untuk tiga blok, yakni Blok A, B dan C. Sehingga dengan sisa Rp6 miliar itu akan di­gunakan untuk Blok C terlebih dulu. ”Sekarang jadinya cuma satu blok, Blok C saja. Awalnya kan A, B dan C. Insya Allah terbangun untuk satu blok itu,” bebernya. Pria berkacamata itu me­nambahkan, saat ini proses revitalisasi Pasar Cisarua ma­sih berkutat pada penyele­saian Detail Engineering De­sign (DED). Jika itu sudah selesai baru akan dimulai lelang fisik yang sedianya menjadi tanggung jawab Di­nas Perdagangan (Disperda­gin) sebagai pengguna ang­garan. Berkaca pada revitalisasi tahap pertama yang men­ghabiskan anggaran Rp9 miliar lebih, namun terhitung telat karena baru mulai ma­suk fisik pada September 2019, ia mendorong dinas teknis memasukkan lelang lebih cepat agar tidak molor dan baru mulai mendekat akhir tahun. ”Tahap kedua ini sekarang baru di DED-nya. Ya memang kita kan cuma user, anggaran di dinas. Tapi supaya nggak seperti tahun lalu, lelang ha­rus dipercepat, saran kami begitu. Yang lalu itu kan baru mulai Juli ya, akhirnya fisik baru mulai September. Mudah-mudahan sekarang tepat waktu,” jelasnya. Sementara itu, Kepala Dis­perdagin Kabupaten Bogor, Nuradi, menuturkan, sesuai DED yang sudah direvisi pada 2015, kebutuhan revita­lisasi pasar di selatan Kabu­paten Bogor itu mencapai Rp35 miliar dan yang baru terpenuhi sekitar Rp10 miliar pada tahun anggaran lalu. ”DED-nya sih nggak masuk di banprov, tapi dari APBD kita. Memang da­lam rencana kegiatan awal itu, pekerjaan fisik enam bu­lan,” ujarnya. Mantan sekretaris DPRD Kabupaten Bogor itu menam­bahkan, untuk bangunan bakal menyesuaikan dengan prototipe dari Pemprov Jabar, sesuai revisi yang sudah dila­kukan. Ada model khusus yang disediakan Jabar. ”Ada tiga macam desain atap gitu lah, khusus. Nanti tinggal kita pilih, bupati maunya yang mana. Kalau soal jumlah kios mah kan kita cuma siapkan pengganti yang sebelumnya ada, sesuai eksisting,” terang pria yang juga ketua Persa­tuan Renang Seluruh Indo­nesia (PRSI) Kabupaten Bogor itu. Sesuai DED pada 2015 yang sudah direvisi, sambung dia, kebutuhan untuk anggaran revitalisasi Pasar Cisarua se­kitar Rp35 miliar. Pada 2019 disokong banprov Rp10 mi­liar untuk diharapkan dicicil juga melalui intervensi APBD Kabupaten Bogor. Sayangnya, itu urung terjadi hingga kem­bali bergantung melalui ban­tuan keuangan Provinsi Jabar pada 2020 sebelum akhirnya terdampak pandemi. (ryn/b/mam/py

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X