METROPOLITAN – Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) proporsional parsial seperti menjadi buah simalakama. Di satu sisi ingin memulihkan perekonomian bertahap, di sisi lain malah berpotensi memicu penyebaran Covid-19. Yang teranyar, kepadatan kendaraan di Puncak akhir pekan ini makin tidak terkendali. Hal itu pun disesalkan Bupati Bogor, Ade Yasin. Apalagi, Puncak selain melalui jalan utama juga terdapat jalur tikus yang dimanfaatkan pengendara agar tak terlihat petugas. Ia pun menginstruksikan divisi pengamanan gugus tugas memonitor dan patroli di sepanjang jalur Puncak, terutama Sabtu dan Minggu. ”Juga tindakan tegas dan sanksi bagi pelanggar Perbup Nomor 35 Tahun 2020. Arah Puncak ini kan banyak jalan tikusnya. Nah, ini dimanfaatkan pengendara motor, jadi macet terus,” katanya. Ia menambahkan, pihaknya hanya bisa mengimbau kepada masyarakat, khususnya dari luar Bogor, agar tidak berbondong-bondong ke Puncak dan menunggu terlebih dulu sampai kondisi betul-betul membaik. ”Karena rata-rata pelat nomor kendaraannya luar Bogor. Kita imbau jangan dulu ke Puncak, tunggu membaik dulu lah,” imbaunya. Sementara itu, Camat Cisarua, Deni Humaedi, membenarkan kepadatan kendaraan di Puncak lantaran beberapa tempat wisata sudah dibuka. Padahal baru beberapa dan banyak tempat resmi yang belum beroperasi. ”Baru di pinggir-pinggir jalan. Memang betul mayoritas kendaraan pelat nomornya B (luar Bogor). Harusnya ada kesadaran. Selama ini kepolisian, Dishub sudah kerja, tapi perlu kekuatan lebih besar dan terkonsolidasi,” paparnya. Tak hanya itu, sambung dia, ada beberapa titik yang berpotensi mengumpulkan kerumunan, tapi tidak terkontrol dengan baik. Di antaranya seperti lokasi proyek Rest Area Puncak yang tanpa dipasang pembatas, sehingga pengendara bisa keluar masuk dan terjadi kepadatan. ”Kenapa nggak ditutup seng saja misalnya, nggak mungkin camat yang tutup. Tapi instansi mana yang sekarang tanggung jawab akan lokasi itu,” papar Deni. Ia juga bakal melakukan pengetatan di kawasan Masjid At-Ta’awun yang juga dipadati pengunjung, beberapa akhir pekan terakhir. Ia ingin ada pembatasan agar pengunjung terkendali melalui pendekatan persuasif edukatif terlebih dulu. ”Saya ingin ada pembatasan di Masjid At-Ta’awun, jangan pengunjung itu seenaknya. Semua lah. Tapi kita tempuh persuasif dulu,” pungkasnya. (ryn/b/mam/py)