Penularan Covid-19 di Toko Bangunan Mitra10 sepertinya kian masif usai tiga karyawan suppliernya dinyatakan positif setelah diidentifikasi melalui pengujian spesimen menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR). Kini satu karyawannya dinyatakan kembali positif. Ini diduga menjadi buntut dari penularan kasus sebelumnya. BERDASARKAN data yang dilansir Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, jumlah pasien positif virus corona kembali bertambah menjadi 163 orang pada Kamis (18/6). Ketua Gugus Tugas Covid-19 Kota Bogor, Dedie A Rachim, mengatakan, penambahan satu orang positif ini berasal dari kluster toko bangunan Mitra10 di Jalan Sholeh Iskandar, Kota Bogor. Hal itu berdasarkan hasil tracking tim. “Jadi yang semula positif ada tiga orang, sekarang bertambah menjadi empat orang,” katanya. Tiga karyawan supplier Toko Mitra10 Bogor ini, sambung Dedie, sebelumnya menjalani uji swab pada Sabtu (6/6) bersamaan dengan 12 orang lainnya yang sebelumnya reaktif pada rapid test. Sebanyak 74 orang dinyatakan sebagai Orang Dalam Pemantauan (ODP). Sebanyak 72 ODP dari klaster Toko Mitra10 menjalani uji swab yang dilaksanakan Dinkes Kota Bogor di lingkungan toko. ”Ada 74 pegawai maupun karyawan supplier Toko Mitra10 dan keluarga karyawan,” ujarnya. Terakhir, Dedie A Rachim meminta bagi warga yang sempat mengunjungi Toko Mitra10 selama 14 terakhir diharapkan melapor melalui pendaftaran di form online. Pasca dinyatakannya tiga karyawan Toko Bangunan Mitra10 positif corona, Pemerintah Kota (Pemkot) langsung meminta pengelola menutup tokonya 14 hari ke depan. Wali Kota Bogor, Bima Arya, menyatakan, dampak dari dinyatakannya tiga orang positif, sebanyak 74 orang pun dinyatakan berstatus sebagai ODP. ”Kami minta toko ini ditutup 14 hari ke depan,” tegasnya saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Mitra10, Rabu (17/6). Tak hanya itu, Bima Arya juga meminta rekaman CCTV di toko bangunan yang berlokasi di Jalan Sholeh Iskandar, Kecamatan Tanahsareal tersebut. Rekaman CCTV ini nantinya akan berguna untuk melakukan pemantauan apakah protokol kesehatan sudah dijalankan dan bisa melakukan tracing lebih lanjut. ”CCTV ini juga bisa menunjukkan penyebaran virus dan kontaminasinya di mana saja,” jelasnya. Pasca-kejadian ini, Pemkot Bogor yang saat ini tengah menunggu dan menyusun jadwal dibukanya pusat perbelanjaan meminta seluruh pusat perbelanjaan yang ingin membuka usahanya segera menggelar Rapid Test bagi seluruh karyawannya. Sementara itu, Kepala Dinkes Kota Bogor, Sri Nowo Retno, mengungkapkan, saat ini pemkot akan meningkatkan frekuensi digelarnya swab test. Sebab, sejauh ini di Kota Bogor baru 3.500 orang yang melakukan swab test. ”Kalau sesuai ketentuan WHO minimal 8.000 orang, jadi perlu 5.000 lagi. Kita akan genjot setiap hari, paling tidak 200 swab per hari,” ujarnya. Ketika ditanya berapa ketersediaan swab test kit, Retno mengaku saat ini pemkot hanya memiliki 2.000 sisa swab test kit dan 900 rapid test kit. ”Saat ini kami masih melakukan pengajuan pengadaan ke Provinsi Jawa Barat,” ungkapnya. Di tempat yang sama, Operasional Manajer Mitra10 Bogor, Rully, mengatakan, tempat yang dikelolanya ini akan mengikuti anjuran Pemkot Bogor. Mitra10 Bogor juga bakal mengikuti aturan yang ada. ”Kalau dibilang sedih sih, sedih ya. Tapi tantangannya sekarang saya mau karyawan saya dalam kondisi sehat. Percuma kalau misalnya sakit, buka, buat apa,” terangnya. (ogi/dil/c/mam/py)