METROPOLITAN - Kondisi klaster Mitra10 masih menjadi perhatian, baik dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) ataupun Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor. Sebab, hingga kini belum ada hasil audit K3 dan penerapan protokol kesehatan yang dilakukan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi kepada Toko Bangunan Mitra10. Anggota Komisi IV DPRD Kota Bogor, Gilang Gugum Gumilar, menegaskan, pihaknya masih menunggu hasil audit yang akan dilakukan Disnaker Kota Bogor sebelum memberikan rekomendasi beroperasinya kembali Mitra10 pasca ditutup Pemkot Bogor. ”Ini yang menjadi concern kami. Jangan sampai saat nanti dibuka malah ada lagi penyebaran tanpa ada jaminan,” ujarnya kepada Metropolitan, Rabu (24/6). Bahkan, Gilang menegaskan, Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kota Bogor tidak akan mengeluarkan rekomendasi jika hasil audit belum dipegang olehnya. Ia pun menjabarkan sejumlah syarat-syarat yang harus dijalankan Mitra10 agar mendapatkan rekomendasi dewan. Di antaranya melakukan audit K3 sebelum beroperasi, membenahi lokasi kantin Mitra10 yang diduga menjadi lokasi penyebaran karena tempatnya sempit, menjalankan protokol kesehatan berupa membuat jalur satu arah bagi pengunjung yang berbelanja. ”Selain itu, kami juga meminta Mitra10 menyediakan satu tim medis yang selalu siap sedia jika terjadi hal yang tidak diinginkan,” paparnya. Dari sisi Pemkot Bogor sendiri, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, Sri Nowo Retno, mengungkapkan, saat ini ia sedang fokus tracing terhadap pengunjung yang sempat berbelanja ke Mitra10. Ini menjadi fokus utama untuk mem-breakdown penyebaran dari klaster Mitra10 yang saat ini sudah menghasilkan 12 orang positif corona. ”Memang sedikit sulit, tapi kami masih melakukan pendataan masyarakat yang sudah melapor ke kami, baik melalui google form atau secara langsung ke Posko GTPP Covid-19 Kota Bogor,” ujarnya. Hingga saat ini, Retno mengaku sudah puluhan orang yang terdata sempat berbelanja di Mitra10 dalam rentang waktu Juni 2020. Ia berharap tracing yang dilakukan atas lima karyawan yang berdomisili di Kabupaten Bogor bisa segera rampung. ”Saat ini kami masih mencicil melakukan rapid test terhadap pengunjung yang datang. Jadi, kami masih menunggu jika ada penambahan lagi,” pungkasnya. (dil/ogi/c/mam/py)