Batalnya Stadion Pakansari sebagai salah satu venue Piala Dunia, mendapat respons dari Bupati Bogor, Ade Yasin. Saat ditanya hal itu, Ade Yasin terlihat tak bisa menyembunyikan rasa kecewanya. APALAGI selama ini stadion kebanggaan warga Kabupaten Bogor itu kerap bolak-balik didatangi perwakilan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) untuk melihat segala persiapannya. Belum lagi dana ratusan miliar yang bersumber dari APBN maupun APBD Kabupaten Bogor sudah dianggarkan demi menyukseskan Piala Dunia. Ade Yasin mengaku belum menerima surat resmi dari Kemenpora atau PSSI terkait pembatalan Stadion Pakansari sebagai venue Piala Dunia U-20 untuk 2021. “Stadion Pakansari (batal jadi venue Pildun U-20), saya dengar dari berita saja, dari media massa. Tapi, kita belum menerima secara resmi. PSSI mengeluarkan pengumuman itu ya saya dapat berita saja,” katanya saat ditemui Metropolitan di kantor BPKAD Kabupaten Bogor, Senin (29/6). Ade Yasin pun masih berharap Kabupaten Bogor bisa menjadi salah satu venue Pildun U-20 pada 2021. Terlebih, Pemkab Bogor terlihat sudah jor-joran dalam mempersiapkan hajat internasional itu lantaran bakal mengangkat nama baik Kabupaten Bogor di mata dunia. “Kita masih berharap jadi tuan rumah ya. Kita kan sudah persiapkan semua dengan baik. Semoga ada keajaiban untuk memindahkan venue Piala Dunia junior itu ke (stadion) Pakansari. Kita berharap begitu, mudah-mudahan keputusannya berubah,” terang AY, sapaan karibnya. Selain itu, AY memastikan jika berbagai rencana pembangunan strategis yang dianggarkan untuk menyokong kesuksesan jadi tuan rumah akan terus dilanjutkan. Ia menyebutkan, rencana tersebut tak hanya untuk piala dunia, tapi juga percepatan pembangunan dan kepentingan warga Kabupaten Bogor. Sehingga ia pede dan sesumbar bisa lebih sukses ketimbang daerah lain bila didapuk menjadi salah satu venue perhelatan olahraga dua tahunan itu. “Semua proyek strategis tetap dilanjutkan, karena kepentingannya kan tak hanya untuk piala dunia, tapi juga untuk masyarakat dan percepatan pembangunan Kabupaten Bogor pula. Makanya tetap kita siapkan dan berjalan. Sebagian besar kepentingan itu untuk wilayah. Jadi, ketika kita diminta jadi tuan rumah, kita sangat siap. Mungkin lebih siap dari daerah lain. Jadi mudah-mudahan keputusannya berubah,” tegasnya. Sekadar diketahui, Stadion Pakansari awalnya digadang-gadang bakal jadi salah satu venue Piala Dunia U-20 pada 2021 bersama Stadion Gelora Bung Karno (Jakarta), Stadion Manahan (Solo), Stadion Mandala Krida (Jogjakarta), Stadion Bung Tomo (Surabaya) dan Stadion I Wayan Dipta (Bali). Namun belakangan, Stadion Pakansari dan Stadion Mandala Krida digantikan Stadion Si Jalak Harupat (Bandung) dan Stadion Jakabaring (Palembang). Padahal, anggaran ratusan miliar dari APBN maupun APBD Kabupaten Bogor sudah disiapkan. Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Bogor, Bambang Setiawan, menuturkan, hingga saat ini pihaknya belum mendapat surat resmi, baik dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) maupun FIFA soal keputusan tersebut. Sehingga mantan camat Ciawi ini belum mengetahui alasan batalnya stadion berkapasitas 35.000 penonton itu menjadi venue Pildun 2021. Apalagi, sambung Bambang, dalam berbagai kesempatan, termasuk saat meninjau lokasi Stadion Pakansari, Kemenpora selalu menyandingkan Stadion Pakansari dengan Stadion Gelora Bung Karno (GBK) lantaran sering menggelar even internasional dan akses yang dekat dengan ibu kota. ”Belum ada surat resmi ya. Kita selalu komunikasi dengan Kemenpora, karena Pak Menpora pernah ada pernyataan, GBK disandingkan dengan Pakansari, karena aksesnya dekat dan pernah menggelar even-even sepak bola internasional. Mulai dari SEA Games, Asian Games. Kami nggak tahu ya alasan batalnya, padahal Pakansari sudah masuk ke FIFA. Tapi ini belum ada keputusan dari FIFA,” bebernya. Di sisi lain, kabar batalnya Kabupaten Bogor jadi salah satu lokasi venue Piala Dunia U-20 berdampak pada rencana strategis pembangunan demi menunjang even sepak bola dua tahunan itu. Salah satunya rencana Pemkab Bogor membangun Tugu Piala Dunia di Simpang Sirkuit Sentul, dekat pintu tol yang dianggarkan sekitar Rp4 miliar. ”Info terakhir, penataan Tugu Piala Dunia di Simpang Sirkuit Sentul tidak dibangun sekarang tapi digeser untuk penanganan Covid-19,” terang Kepala Bagian Program Pengendalian Pembangunan (Prodalbang), Ajat Rohmat Jatnika, Minggu (28/6). Meskipun pembangunan Tugu Piala Dunia harus digeser, sambung dia, rencana penataan di sepanjang jalan Simpang Sirkuit Sentul hingga Stadion Pakansari tetap terlaksana tahun ini dan masuk tahap tender di Bagian Pengadaan Barang dan Jasa. Sebab, pada prinsipnya, kebutuhan penataan kawasan itu selain untuk menunjang Piala Dunia, yang paling pokok adalah sebagai wajah pintu masuk ke Cibinong sebagai ibu kota Kabupaten Bogor. ”Berdasarkan informasi Dinas PUPR, kegiatan peningkatan jalan simpang sirkuit-Stadion Pakansari sedang tahap pengadaan barang dan jasa. Ada pun untuk Tugu Piala Dunia di simpang sirkuit tidak dibangun sekarang, tapi digeser ke penanganan Covid-19,” terang pria berkacamata itu. (ryn/c/feb/py)