Pasar tradisional rupanya masih dipandang sebagai salah satu lokasi potensi penyebaran virus corona. Apalagi pasca-munculnya klaster baru Covid-19 di Pasar Cileungsi, Kabupaten Bogor, beberapa waktu lalu. Kali ini, pedagang dan pengunjung Pasar Parungpanjang kebagian jatah di-rapid test, Rabu (1/7). Rupanya dari sekitar 30 pasar tradisional di Bumi Tegar Beriman, tak kurang dari sepuluh pasar sudah melakukan rapid test massal. ASISTEN Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Bogor, Joko Pitoyo, mengatakan, tak kurang dari 500 rapid test kit di Pasar Parungpanjang disediakan untuk pedagang dan pengunjung. Ia pun memastikan tidak akan menutup pasar yang berpotensi jadi episentrum penularan. ”Jadi nggak ada penutupan. Targetnya pedagang memang, kan banyak di sini. Memastikan mereka sehat, nggak terpapar. Jadi, pembeli nggak khawatir. Ada 500 alat rapid yang disediakan,” katanya kepada para pewarta. Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor, Mike Kaltarina, mengungkapkan, rapid test ini tak hanya untuk pedagang, tapi juga pengunjung yang datang ke pasar. Ia mengakui banyak dari pedagang pasar yang tutup, sehingga tidak mengikuti tes massal yang diadakan Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Bogor. ”Kita lihat sekarang, kalau perlu ya bertahap juga bisa. Yang jelas, kita siapkan dulu 500 rapid test kit-nya. Kan nggak cuma untuk pedagang, tapi masyarakat yang mau ikut tes dipersilakan. Tujuannya jelas, memutus mata rantai virus corona di tempat keramaian,” ujarnya. Termasuk pasar tradisional, di mana tempat bertemunya banyak orang, sehingga berpotensi jadi episentrum penyebaran virus corona. Sama halnya dengan tempat keramaian lain, seperti Stasiun Bojonggede yang juga pernah dilakukan tes massal. ”Pokoknya di tempat yang ada kerumunan, nggak cuma pasar, stasiun juga kan sudah. Deteksi dini lah. Sejauh ini kan pasar yang sudah dites, seperti Pasar Parungpanjang, Cibinong, Cileungsi dan Parung ya. Ke depan (Pasar) Ciawi dan Cisarua juga akan dilakukan rapid test,” ujarnya. Dari sekitar 30 pasar di Kabupaten Bogor, rupanya hanya 10 pasar yang sudah melakukan rapid test/swab test massal untuk pedagang hingga pengunjung pasar. Beberapa malah sudah dilakukan rapid test massal lebih dari satu kali. Hal tersebut diungkapkan Direktur Utama PD Pasar Tohaga, Haris Setiawan. ”Sebelumnya oleh gugus tugas kecamatan, puskesmas, jumlah sampelnya nggak lebih dari 50. Pertimbangan lainnya, Pasar Parungpanjang termasuk pasar besar dan berada di daerah perbatasan dengan Tangerang (BSD). Maka dari itu, dirasa perlu rapid/swab test tambahan,” paparnya kepada Metropolitan, Rabu (1/7). Secara bertahap, sambung dia, pasar-pasar yang sudah dilakukan rapid test di antaranya Pasar Cileungsi, Cibinong, Parungpanjang, Parung, Cikereteg dan lainnya. Namun beberapa di antaranya tidak dilakukan secara massal, seperti di Pasar Cibinong. Dari 30 pasar di bawah komando Tohaga, belum sampai sepuluh pasar yang dilakukan rapid test massal. ”Segera menyusul tes massal di Pasar Ciawi, Cisarua. Jadi, sepuluh pasar mah belum, masih di bawah sepuluh yang diadakan tes massal,” bebernya. Ia menyebutkan, secara umum tak ada syarat spesifik pasar tertentu untuk dilakukan rapid test. Namun ada berbagai pertimbangan yang menjadi dasar penetapan pasar tertentu bisa dilakukan rapid test atau tidak perlu. ”Pertama melihat zonanya pasar itu dulu, zona merah misalnya. Lalu pertimbangan lain, misalnya pasar A selalu krodit atau oh pasar ini pedagangnya banyak. Jadi nggak ada spesifik sebetulnya, fleksibel saja. Tapi ada pertimbangan-pertimbangan,” terangnya. Yang jelas tidak mungkin saat ini dilakukan rapid test massal di pasar wilayah dengan kategori zona hijau. Salah satunya Pasar Tenjo. ”Jadi di sana sejauh ini nggak perlu. Sejauh ini juga, dari pasar yang sudah dirapid/swab kedapatan pedagang positif cuma di Pasar Cileungsi saja,” tuntasnya. (ryn/c/mam/py)