METROPOLITAN – Tak kurang dari 2.500 rapid test kit Covid-19 sudah digunakan Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 di hampir seluruh pasar tradisional di Kota Bogor. Hasilnya, hanya satu kasus positif yang diperoleh petugas dari Pasar Bogor. Ketua GTPP Covid-19 Kota Bogor, Dedie A Rachim, menilai, kecilnya angka kasus positif Covid-19 di pasar tradisional menjadi salah satu indikator jika pasar tradisional lebih aman ketimbang pusat perbelanjaan. "Bayangkan hanya satu kasus positif Covid-19 dari 2.500 rapid test kid. Ini salah satu bukti kalau pasar tradisional lebih aman," katanya. Menganut sistem semi outdoor dengan konsep terbuka serta pencahayaan matahari yang cukup, dinilai menjadi salah satu alasan rendahnya kasus positif di pasar tradisional. "Tidak ber-AC, tidak juga dalam ruangan, terpapar matahari dan sirkulasi udara lebih baik, jadi lebih aman di sini daripada di ruang tertutup," ujarnya. Selain faktor kondisi pasar tradisional yang bersifat outdoor, sambung dia, penerapan protokol kesehatan menjadi kunci utama kecilnya angka penyebaran Covid-19 di pasar. Dedie juga mengapresiasi sejumlah langkah dan kebijakan yang diambil Perusahaan Umum Daerah Pasar Pakuan Jaya (Perumda PPJ) terhadap sejumlah pasar tradisional. "Ini patut kita apresiasi dengan segala macam langkah dan kebijakan yang sudah ditetapkan di sini. Kita juga sangat mengapresiasi kesadaran pedagang di pasar yang ikut menerapkan protokol kesehatan dan menegur pengunjung yang tidak taat aturan. Selama ini tidak ada kluster di pasar tradisional kita," bebernya. Meski begitu, Dedie meminta Perumda PPJ dan pedagang terus membantu pemerintah dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19. "Kita minta Perumda PPJ dan pedagang menerapkan protokol kesehatan dan menjaga tren positif pasar," ujarnya. Sementara itu, Direktur Utama Perumda PPJ Kota Bogor, Muzakir, menuturkan, sejak adanya dugaan kasus positif di Pasar Bogor, pihaknya langsung memperketat protokol kesehatan, baik di dalam maupun luar pasar. Bahkan, pihaknya mengimbau pedagang pasar menegur pengunjung pasar yang mengabaikan protokol kesehatan. Dalam waktu dekat, Perumda PPJ juga akan mewajibkan seluruh pedagang pasar tradisional di bawah naungannya untuk menggunakan face shield saat berjualan. Bahkan, dari 8.000 pedagang pasar di bawahnya, Perumda PPJ bakal mendistribusikan 3.500 face shield pekan ini untuk pedagang. "Jumlah pedagang pasar ada 8.000. Kita masih kekurangan 4.500 face shield. Dalam waktu dua minggu, kita akan suplai semua face shield kepada pedagang. Ini sebagai upaya pencegahan sebagai pelengkap agar transaksinya lebih aman," katanya. Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, Sri Nowo Retno, mengaku tengah membidik pedagang dan pengunjung Pasar Induk TU Kemang untuk dilakukan rapid test. Sebab, dari beberapa pasar, hanya Pasar TU yang belum mengikuti rapid test dan swab test. "Sesuai target Pak Wali Kota, kita akan menggelar rapid test atau swab test di Pasar TU Kemang. Tapi, kita akan berkoordinasi dulu dengan dirut Perumda Pasar Pakuan Jaya (PPJ)," ujarnya, Selasa (7/7). Menurutnya, digelarnya rapid test di pasar rakyat merupakan suatu keharusan. Sebab, selama ini pasar tetap beroperasi karena menjadi sektor yang dikecualikan. Sehingga pergerakan manusia dan potensi adanya penyebaran cukup tinggi. "Selain pasar, kita juga akan menggelar rapid test di stasiun, terminal, pusat perbelanjaan dan wilayah zona merah," ungkapnya. Informasi yang dihimpun Metropolitan, di Pasar TU saat ini terdapat kurang lebih 1.200 pedagang dengan jumlah kunjungan pembeli sampai ratusan ribu. (dil/ogi/b/mam/py)