Senin, 22 Desember 2025

Gugus Tugas Bidik Pasar TU Kemang

- Rabu, 8 Juli 2020 | 10:05 WIB
ilustrasi
ilustrasi

METROPOLITAN – Tak ku­rang dari 2.500 rapid test kit Covid-19 sudah digunakan Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 di hampir seluruh pasar tra­disional di Kota Bogor. Hasil­nya, hanya satu kasus positif yang diperoleh petugas dari Pasar Bogor. Ketua GTPP Covid-19 Kota Bogor, Dedie A Rachim, me­nilai, kecilnya angka kasus positif Covid-19 di pasar tra­disional menjadi salah satu indikator jika pasar tradisio­nal lebih aman ketimbang pusat perbelanjaan. "Bayang­kan hanya satu kasus positif Covid-19 dari 2.500 rapid test kid. Ini salah satu bukti kalau pasar tradisional lebih aman," katanya. Menganut sistem semi out­door dengan konsep terbuka serta pencahayaan matahari yang cukup, dinilai menjadi salah satu alasan rendahnya kasus positif di pasar tradi­sional. "Tidak ber-AC, tidak juga dalam ruangan, terpapar matahari dan sirkulasi udara lebih baik, jadi lebih aman di sini daripada di ruang ter­tutup," ujarnya. Selain faktor kondisi pasar tradisional yang bersifat out­door, sambung dia, penerapan protokol kesehatan menjadi kunci utama kecilnya angka penyebaran Covid-19 di pasar. Dedie juga mengapresiasi se­jumlah langkah dan kebijakan yang diambil Perusahaan Umum Daerah Pasar Pakuan Jaya (Pe­rumda PPJ) terhadap sejumlah pasar tradisional. "Ini patut kita apresiasi dengan segala macam langkah dan kebijakan yang sudah ditetap­kan di sini. Kita juga sangat mengapresiasi kesadaran pe­dagang di pasar yang ikut me­nerapkan protokol kesehatan dan menegur pengunjung yang tidak taat aturan. Selama ini tidak ada kluster di pasar tra­disional kita," bebernya. Meski begitu, Dedie me­minta Perumda PPJ dan pe­dagang terus membantu pe­merintah dalam memutus mata rantai penyebaran Co­vid-19. "Kita minta Perumda PPJ dan pedagang menerap­kan protokol kesehatan dan menjaga tren positif pasar," ujarnya. Sementara itu, Di­rektur Utama Perumda PPJ Kota Bogor, Muzakir, menu­turkan, sejak adanya dugaan kasus positif di Pasar Bogor, pihaknya langsung memper­ketat protokol kesehatan, baik di dalam maupun luar pasar. Bahkan, pihaknya mengimbau pedagang pasar menegur pengunjung pasar yang menga­baikan protokol kesehatan. Dalam waktu dekat, Perum­da PPJ juga akan mewajibkan seluruh pedagang pasar tradi­sional di bawah naungannya untuk menggunakan face shield saat berjualan. Bahkan, dari 8.000 pedagang pasar di ba­wahnya, Perumda PPJ bakal mendistribusikan 3.500 face shield pekan ini untuk pedagang. "Jumlah pedagang pasar ada 8.000. Kita masih kekurangan 4.500 face shield. Dalam waktu dua minggu, kita akan suplai semua face shield ke­pada pedagang. Ini sebagai upaya pencegahan sebagai pelengkap agar transaksinya lebih aman," katanya. Terpisah, Kepala Dinas Kese­hatan (Dinkes) Kota Bogor, Sri Nowo Retno, mengaku tengah membidik pedagang dan pengunjung Pasar Induk TU Kemang untuk dilakukan rapid test. Sebab, dari bebe­rapa pasar, hanya Pasar TU yang belum mengikuti rapid test dan swab test. "Sesuai target Pak Wali Kota, kita akan menggelar rapid test atau swab test di Pasar TU Kemang. Tapi, kita akan berkoordi­nasi dulu dengan dirut Pe­rumda Pasar Pakuan Jaya (PPJ)," ujarnya, Selasa (7/7). Menurutnya, digelarnya rapid test di pasar rakyat merupakan suatu keharusan. Sebab, selama ini pasar tetap beroperasi karena menjadi sektor yang dikecualikan. Se­hingga pergerakan manusia dan potensi adanya penye­baran cukup tinggi. "Selain pasar, kita juga akan meng­gelar rapid test di stasiun, terminal, pusat perbelanjaan dan wilayah zona merah," ungkapnya. Informasi yang dihimpun Metropolitan, di Pasar TU saat ini terdapat kurang lebih 1.200 pedagang dengan jumlah kun­jungan pembeli sampai ratusan ribu. (dil/ogi/b/mam/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X