METROPOLITAN - Program Asimilasi yang digaungkan Menteri Hukum dan HAM (MenkumHAM), Yasonna Laoly, rupanya tidak berjalan mulus di Lapas Paledang. Sejak Maret hingga Juli tercatat ada 92 narapidana yang mendapatkan jatah asimilasi. Namun sayangnya, masih banyak narapidana yang harus kembali merasakan dinginnya hotel prodeo lantaran kembali tertangkap usai melakukan aksi kriminal. Kepala Lapas Paledang, Teguh Wibowo, mengungkapkan, narapidana yang mengikuti program asimilasi tetap dipantau pihak lapas melalui grup WhatsApp. Walaupun ada beberapa napi yang masuk lagi lantaran melakukan tindak kriminal. ”Jadi, kita pantau mereka melalui grup WhatsApp. Setiap hari keluarganya dan yang bersangkutan melaporkan kegiatannya sehari-hari apa saja,” katanya. Teguh menjelaskan, program Asimilasi akan terus berjalan hingga akhir tahun, sehingga tak menutup kemungkinan akan ada gelombang selanjutnya dari napi yang mengikuti program asimilasi. Hal itu berdasarkan kriteria napi yang diperbolehkan mengikuti program asimilasi. Di mana bagi mereka (napi, red) yang sudah menjalani setengah masa tahanan, maka sampai menjalani dua per tiga masa tahanan sebelum mendapatkan bebas bersyarat, mereka akan mendapatkan asimilasi. ”Jadi, kemungkinan masih ada gelombang asimilasi sampai akhir tahun,” ungkap Teguh. Di lokasi yang sama, Kepala Keamanan Lapas Paledang Kota Bogor, Rahmad Mintarja, mengungkapkan, dari 92 napi yang mengikuti asimilasi, ada satu napi yang kembali masuk ke Lapas Paledang. Namun, Rahmad tidak menjabarkan secara rinci kejahatan apa yang dilakukan napi tersebut hingga dimasukkan kembali ke dalam Lapas Paledang. ”Setiap pergerakan mereka kita pantau terus. Kalau ada yang macam-macam ya kita tarik lagi,” ungkapnya. Rahmad mengungkapkan, para napi yang mengikuti asimilasi terus diberikan arahan agar tidak melakukan tindak kejahatan. ”Namanya juga manusia, pasti ada saja yang khilaf. Kita tidak bosan memberikan arahan agar mereka tidak kembali melakukan tindak kejahatan. Tapi kalau ada yang bandel, ya masuk lagi lah mereka,” tegasnya. Terpisah, Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota, AKP Firman Taufik, mengungkapkan, pihaknya akan terus memantau pergerakan dari para residivis. Berbagai kegiatan pengamanan wilayah dan patroli memang tengah digencarkan jajaran Satreskrim Polresta Bogor Kota. Terlebih, Polresta Bogor Kota bakal menggelar Operasi Patuh Lodaya. ”Walau residivis ini belum bergerak, kita akan terus memantau dan menjaga keamanan di tengah masyarakat,” tegasnya. Jika berkaca pada Laporan Polisi (LP) yang masuk ke Polresta Bogor Kota dalam dua bulan terakhir masih terpantau landai. Di mana baru 60 LP yang masuk dan didominasi kasus penipuan. (dil/c/ mam/py)