METROPOLITAN – Perpustakaan daerah merupakan satu dari sekian fasilitas umum yang sampai saat ini belum mendapat lampu hijau untuk kembali beroperasi oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor. Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Bogor, Agung Prihanto, mengatakan, sejak pandemi Covid-19 melanda Kota Bogor, pihaknya langsung menonaktifkan operasional perpustakaan. Namun, Agung khawatir jika perpustakaan ditutup terlalu lama akan berdampak pada menyusutnya minat baca masyarakat. ”Maka dari itu, kami mengirim surat ke Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 agar bisa kembali membuka perpustakaan,” ujarnya. Berdasarkan data yang ada, kunjungan masyarakat maupun pelajar ke perpustakaan daerah bisa mencapai 50 hingga 100 orang per hari. Meski pemantauan langsung terhadap aktivitas membaca dari rumah belum dilakukan, kunjungan ini bisa menjadi gambaran menyusutnya minat baca masyarakat. ”Kalau normal perpustakaan ini biasanya dikunjungi hampir 100 orang per hari. Sejak Covid-19 melanda, kita langsung tutup. Tapi kalau terlalu lama takutnya mengganggu minat masyarakat membaca,” tuturnya. Di tempat yang sama, pustakawan dari Dinas Arsip dan Perpustakaan Provinsi Jawa Barat, Ika Candrawulan, menyebutkan, kondisi ini sangat memprihatinkan lantaran minat baca di Indonesia berada jauh di posisi bawah. Pemerintah harus mengambil langkah cepat untuk mengatasi ini. ”Kita terus bergerak memberdayakan dan membudayakan gemar membaca. Kita juga menyebarkan kuisioner bagi masyarakat untuk mengetahui permasalahannya,” ujarnya. Tak hanya itu, ia juga memberikan masukan agar pemerintah segera mengambil langkah jitu untuk kembali meningkatkan minat baca masyarakat. ”Entah menambah koleksi buku, menambah perpustakaan atau membuat perpustakaan digital. Yang jelas harus ada solusi dan langkah konkret,” pintanya. (ogi/b/mam/py)