METROPOLITAN - Keberadaan rombongan jamaah liar (rojali) rupanya kian menjadi. Sejumlah lampu merah di Kota Bogor menjadi lokasi favorit para rojali menunggu tunggangan gratis yakni truk yang melintas. Tak kurang dari 20 sampai 30 orang, mereka berjalan kaki keliling Kota Bogor. Keberadaan rojali membuat Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Bogor harus bekerja keras dan gencar melakukan penindakan. Terlebih, rojali ini cukup meresahkan pengendara karena aksinya yang nekat memberhentikan truk yang sedang melaju. ”Dari hasil penindakan kami berhasil mengamankan 98 orang,” ujar Kabid Dalops Satpol PP Kota Bogor, Theo Patricio Freitas, Selasa (28/7). Dari 98 orang yang diamankan, diketahui 15 orang merupakan warga Kota Bogor, 3 warga Kota Depok dan 80 warga Kabupaten Bogor. Theo tidak mengetahui tujuan para rojali ini. Alih-alih ikut mengaji, mereka kerap membahayakan dirinya. ”Kami tidak melakukan penahanan, hanya pendataan dan pembinaan,” sambungnya. Theo menjelaskan, titik-titik biasa rojali ini berkerumun, di antaranya di Alun-Alun Empang, Tugu Kujang, simpang Pasirkuda, simpang Ekalokasari, simpang Baranangsiang dan simpang Lanud Ats. ”Kami akan lakukan penertiban seperti ini tiap minggu, dengan harapan anak-anak remaja yang sekadar nongkrong bisa membatasi diri. Kecuali bagi yang benar-benar niat ziarah mereka bisa menggunakan kendaraan rombongan atau angkutan umum tanpa harus mencegat truk di jalanan,” ungkapnya. Sebelumnya, Satpol PP berhasil menjaring rojali sebanyak 50 orang pada Jumat (24/7) dini hari. Jika ditotal dengan penjaringan kali ini, ada 148 orang yang diamankan. Ini akan dijadikan kegiatan rutin, sampai tidak ada lagi aduan yang diterima jajaran Satpol PP dari warga. ”Intinya, kalau tidak bisa diimbau, kami akan berikan tindakan tegas,” kata Kasatpol PP Kota Bogor, Agustyansach. Agus berharap peran serta orang tua dalam menjaga anak-anaknya agar tidak keluyuran di tengah malam. ”Perlu ada kerja sama dari orang tua dan masyarakat untuk lebih peduli terhadap keberadaan anak-anak ini,” terangnya. Seorang rojali asal Desa Kalong II, Kecamatan Leuwisadeng, Surya, bercerita, ini sudah seperti hobi barunya beserta sepuluh rekannya. Bahkan, bocah yang duduk di bangku kelas tujuh ini rela berangkat dari rumah sejak pukul 16:00 WIB. Dengan membawa uang saku seadanya, sepuluh bocah itu nekat berangkat untuk mengikuti pengajian di sejumlah wilayah Bogor. Mereka berangkat sore hari dari rumah masing-masing dengan berpamitan kepada orang tua mereka pergi mengaji. Sesampainya di jalan utama, mereka menyetop truk kosong yang melintas hingga Pasar Leuwiliang. Sesampainya di Pasar Leuwiliang, mereka kembali menunggu truk yang melintas. Bahkan, bocah tanggung ini melakukan iuran untuk membeli rokok sebagai bekal mereka datang ke tempat pengajian. Berdasarkan pengakuan Surya, Simpang Yasmin dan persimpangan besar lainnya menjadi titik berkumpul para rojali dari sejumlah wilayah Bogor, seperti Parung, Kemang, Rancabungur dan lainnya. “Saya mau hadir ikut selawat dengan habib-habib,” katanya. Surya juga mengaku tidak takut saat menghentikan truk-truk besar yang melintas. Sebab, banyak sopir truk yang kerap menolong dan mengantarkan mereka ke lokasi pengajian. Bahkan, tak jarang sopir memberikan uang atau rokok kepada rojali. “Kita mah niatnya ngaji ini pasti ada yang menolong terus,” ungkapnya. (dil/b/mam/py)