Senin, 22 Desember 2025

Duit Tabungan Ditilep? Dewan bakal ontrog SMA PGRI Plus Cibinong

- Senin, 3 Agustus 2020 | 13:06 WIB

Sengkarut persoalan yang melanda SMA Plus PGRI Cibinong belakangan jadi buah bibir. Sekolah tersebut diontrog orang tua murid yang mempertanyakan potongan tabungan siswa kelas 12 yang nilainya cukup fantastis yakni Rp1.032.000.000. Bahkan orang tua siswa yang diwakili kuasa hukumnya telah melayangkan tiga kali somasi, namun belum mendapat penjelasan. Hingga akhirnya kasus ini terdengar ke telinga DPRD Provinsi Jawa Barat. ANGGOTA DPRD Provinsi Jawa Barat, Cecep Gogom, mengaku telah mendengar kabar jika orang tua siswa SMA Plus PGRI mendatangi sekolah demi meminta penje­lasan potongan tabungan yang sedianya digunakan untuk berbagai kegiatan siswa yang terpaksa batal karena pandemi Covid-19. Dalam waktu dekat pihaknya bakal melakukan pemang­gilan hingga peninjauan atau inspeksi mendadak (sidak) ke sekolah tersebut. ”Ya, ada rencana memang­gil atau sidak ke sekolah tersebut. Ini sudah ada in­formasinya, Selasa nanti akan kami bahas di DPRD pro­vinsi,” katanya kepada Met­ropolitan, Minggu (2/7). Politisi Partai Gerindra yang juga duduk sebagai anggota Komisi V DPRD Jawa Barat itu menambahkan, pihaknya kini masih dalam tahapam pengakuratan data serta pengawasan. Komisi V juga termasuk membidangi per­soalan pendidikan. ”Sekarang dalam tahap pengakuratan data dan pengawasan,” ujar­nya. Sebelumnya, gedung SMA Plus PGRI Cibinong menda­dak ramai, kemarin siang. Puluhan orang tua murid mendatangi SMA Plus PGRI Cibinong di Kelurahan Ci­riung, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, untuk mempertanyakan uang se­nilai Rp1 M dari potongan dana tabungan siswa kelas 12. Uang tersebut merupakan dana yang harusnya dikem­balikan pihak sekolah atas tabungan siswa. Tabungan tersebut rencananya diguna­kan untuk berbagai kegiatan sekolah, seperti study tour, perpisahan, perpustakaan, asuransi dan dana PIP yang setiap tahun dibayar orang tua murid. Namun karena pandemi Covid-19, kegiatan-kegiatan tersebut urung dilaksanakan. Seperti diungkapkan orang tua siswa kelas 12, Selvia. Ia mengaku awalnya para orang tua murid hanya menuntut ke mana larinya uang dana tur hasil tabungan siswa yang tidak dikembalikan penuh. Ternyata potongan uang pengembalian itu tidak ha­nya dana tersebut, namun juga dana perpisahan, asu­ransi dan PIP. ”Tuntutan awal hanya itu. Tapi ada dana lain yang di­duga digelapkan sekolah juga. Ada dana perpisahan, perpustakaan, asuransi dan dana PIP yang tiap tahun kami bayar. Tapi nggak ada informasi jelas ke mana uang yang harusnya kembali penuh. Ya dipotong,” katanya kepada pewarta. Selvia menambahkan, dana yang sudah dibayarkan orang tua siswa kelas 12 yang berjumlah 645 orang itu to­tal kurang lebih Rp4 juta per siswa. Sebetulnya para orang tua siswa memaklumi jika ada pemotongan dana peng­embalian. Namun, jumlah yang dipotong tidak masuk akal. Bahkan cuma 60 per­senan dari dana yang dise­torkan. ”Misalnya uang tur itu bayar Rp2,4 juta. Dikem­balikan cuma Rp1 juta. Uang perpisahan bayar Rp300 ribu, cuma dikembalikan Rp100 ribu. Oleh dana tur sudah dipotong uang kaos, masa segitu yang dipotong­nya? Ya transparan saja, pe­motongannya nggak jelas. Kita minta konfirmasi itu,” ujar Selvia. Menanggapi hal itu, Wakil Kepala Sekolah Bidang Sara­na Prasarana SMA Plus PGRI Cibinong, Fredi Sia­haan, yang menemui para orang tua murid, mengaku sudah menjawab somasi yang dilayangkan kepada sekolah. Termasuk memanggil dan membuat klarifikasi melalui media sosial (medsos) YouT­ube. Namun, ia enggan mem­beberkan lebih lanjut dan menyarankan pewarta untuk mengambil keterangan dari klarifikasi di medsos. ”Kami sudah sampaikan di medsos klarifikasinya. Yang jelas kalau somasi ketiga ini, kita terima,” katanya. (ryn/b/ mam/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X